Tampil beda dan berkelas. Dua hal tadi seolah pas untuk menggambarkan sosok ‘The Green Hornet Tribute’, Ford Mustang produksi tahun 1967 berwarna hijau ini. Disebut tampil beda karena mobil berbasis model Pony ini tidak dibangun menjadi tipe Fastback yang saat ini digandrungi oleh penggemar Mustang dan orang kebanyakan. Dibilang berkelas sebab acuan restorasi yang dipilih adalah Green Hornet, the one and only Mustang notchback coupe eksperimental Shelby di akhir tahun 60-an yang selamat dari proses penghancuran.
Sejarah Green Hornet dimulai pada tahun 1967 – 1968, dimana saat itu Ford menginisiasi suatu program untuk pengembangan Mustang terbarunya. Untuk mendukung hal tersebut dibangunlah dua mobil prototype oleh Shelby Automotive, yaitu mobil berjulukan Li’l Red, sebuah Mustang notchback coupe tahun 1967 yang dijejali peranti Shelby dan dipersenjatai mesin 428ci supercharge dan Mustang notchback coupe produksi 1968 berwarna Lime Gold yang mengusung mesin 390ci dengan transmisi otomatis.
Seiring berjalannya waktu, Ford memutuskan untuk menghentikan program yang sedang berjalan. Ironisnya, di masa itu nasib mobil prototype yang tidak masuk ke lini produksi massal cukup tragis, yaitu harus dihancurkan. Kondisi tersebut menimpa Li’l Red. Namun, nasib baik berpihak kepada Mustang notchback coupe Lime Gold yang ‘dikembalikan’ ke Shelby Automotive dan lagi-lagi menjadi mobil eksperimen dengan kode EXP-500 atau dikenal dengan julukan Green Hornet.
Saat itu, eksperimen yang dilakukan pada Green Hornet meliputi pengaplikasian sistem injeksi Conelec di mesin V8 428ci Cobra Jet, menggantikan mesin 390ci yang diusung sebelumnya. Eksperimen lainnya adalah penggunaan suspensi independen di bagian belakang serta rem cakram di keempat roda. Warna Lime Gold pun dilabur ulang menjadi Gold Luster Green Lacquer dan ditambahkan penggunaan bahan vinyl di bagian atap. Kombinasi eksperimen ini menjadikan Green Hornet salah satu Mustang prototype yang terbilang canggih di masanya.
Sayangnya, eksperimen ini lagi-lagi tidak sampai ke lini produksi. Namun, Green Hornet selamat dari proses penghancuran karena mobil ini dibeli oleh Robert Zdanowski, seorang karyawan Ford. Hal ini menjadikan Green Hornet satu-satunya Shelby prototype berbasis notchback coupe. Setelah beberapa kali berpindah tangan, Green Hornet akhirnya menjadi milik Craig Jackson, pemilik Barret – Jackson Auction, perusahaan lelang mobil klasik ternama di Amerika. Pada tahun 2013 Green Hornet sempat dilelang oleh Barret – Jackson, namun tidak terjual meskipun penawaran tertinggi (saat itu) mencapai angka 1,8 juta dollar Amerika.
Berbekal kisah itulah, mobil ‘The Green Hornet Tribute’ ini dibangun. Paskal Hotrod, Bandung menjadi ‘ruang operasi’ bagi mobil ini. Mulai dari body, interior, mesin, kaki-kaki, semuanya di overhaul dan diperbarui. Misalnya saja komponen pendukung seperti Shelby fiberglass nose dan hood serta atap berbahan vinyl yang membuat tampilan mobil langsung berubah drastis. Body yang dilabur warna original Green Hornet, Gold Luster Green Lacquer with gold metallic mica flakes terlihat semakin menyempurnakan kesan tribute mobil ini.
Begitu juga dengan interior yang menggunakan warna Ivy Gold, lengkap dengan aksen kayu di bagian dashboard. Mesin 347ci dan gearbox matic bawaan mobil dibongkar total dan diganti jeroannya. Last but not least, pengaplikasian velg Shelby 10 spokes yang dibalut ban Goodyear Polyglas F60-15 sesuai spesifikasi asli Green Hornet terlihat sempurna mengisi ruang spakbor.
Proses restorasi yang berjalan tiga tahun akhirnya membuahkan hasil yang membanggakan. ‘The Green Hornet Tribute’ ini terlihat outstanding diantara Mustang lain yang berkeliaran di jalan, terutama di Jakarta. Simak video mobil ini, 1967 Ford Mustang : A Tribute of ‘Green Hornet’ hanya dengan klik link berikut: qubicle.id/dreamrides