Ada sedikit keunikan bagi pemuda asal kota kembang ini saat mengawali dunia balap. Bila kebanyakan pembalap lainnya memulai dengan motor kecil. Alshad justru sebaliknya. Dan sepupu aktor Rafi Ahmad kelahiran Bandung 25 Juni 1995 ini sedang diproyeksikan menjadi wakil merah putih di masa depan.

Sudah menjadi kelaziman bila pembalap professional banyak yang tidak mengenyam pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Kamu sendiri bagaimana?

Saat lulus dari SMA 2 Bandung, saya memutuskan kuliah jurusan Akuntansi di Universitas Padjajaran. Jadi mungkin bisa dikatakan saya diluar kelaziman seperti yang lainnya. Dan untuk saat ini saya rasa sudah tak relevan bahwa pembalap banyak yang tak mengenyam pendidikan tinggi.

Alshad-Yamaha-8

Apa yang membuat kamu tertarik dengan dunia roda dua? Dan bagaimana cerita awalnya kamu bisa mulai main motor?

Awal mula saya belajar naik motor naik itu sekitar usia delapan tahun. di situ saya belajar dengan motor mini buatan China. Karena saya bungsu dari lima bersaudara, tentu saja orang tua awalnya melarang keras untuk main motor. Dan ketika saya mulai remaja dan minta ke orang tua untuk dibelikan Kawasaki Ninja 250 pun tak pernah diperbolehkan. Sampai menunggu waktu lebih dari satu tahun tetap saja tak terkabul. Akhirnya dengan beberapa syarat saya boleh memiliki sepeda motor.

Apa syaratnya? Dan bagaimana kelanjutannya?

Yes itu kejadiannya awal 2010 saat saya SMP. Tapi bukan Ninja 250 yang dibelikan. Setelah berhari-hari browsing akhirnya pilihan jatuh ke Honda CBR600RR. Dengan syarat dari orang tua untuk menjadi anak yang penurut, rajin ibadah dan giat belajar.

Alshad-Yamaha-3

Kamu pakai CBR untuk sekolah?

Iya saya bawa, tapi enggak setiap hari. Lebih sering di weekend.

Nah, bagaimana ceritanya hingga memutuskan untuk serius di balap?

Akhir 2012, selepas CBR600RR saya tukar dengan CBR1000RR. Saya mulai ikut coaching clinic balap di Sentul yang diselenggarakan oleh pak Haji Dyan Dilato. Nah, dari situ teman-teman mulai banyak yang mengajak turun balap di kelas Junior Superbike. Keputusan mulai untuk serius di balap juga karena mulai merasa bahwa lebih enak ngebut di sirkuit ketimbang di jalan raya.

Alshad-Yamaha-4

Apa perbedaan yang kamu rasakan antara turun balap dengan ngebut di jalan raya?

Turun di sirkuit jelas lebih aman, semua safety gear kita. Dan semangat berkompetisi bisa tumbuh. Sedangkan di jalan raya, selain bahaya bagi kita dan orang lain, kasihan motornya mesin cepat panas dan lebih cepat rusak. Apalagi di jalan raya dorongan adrenalin membuat kita kepingin ngebut terus.

Oke, sekarang kamu didukung oleh Yamaha untuk turun di ajang balap R Cup Series dimana kamu menunggang Yamaha R250. Bagaimana ceritanya?

Waktu itu saya ikut event Ohlins Track Day. Kebetulan Direktur Ohlins Indonesia, H. Eddy Saputra tertarik dengan saya saat acara itu. Dan pak H. Eddy Saputra yang kebetulan juga memiliki tim balap Yamaha DS Moto Racing Team mengajak saya untuk bergabung di balap R Series 250cc sebanyak 5 seri di Sentul sepanjang 2015 ini.

Alshad-Yamaha-1

Setelah sebelumnya kamu terbiasa dengan motor besar. Apa perbedaan yang kamu rasakan ketika harus turun ke kelas 250cc?

Biasa pakai 1000cc dan 600cc dan tiba-tiba main di 250cc. Bagi saya ini tak terlalu jauh berbeda. Teknologi 250cc Yamaha ini sudah cukup baik dan bisa menjadi jembatan untuk membiasakan diri untuk tampil di kelas yang lebih tinggi.

Apakah kamu sempat mengecap kompetisi balap bebek di ajang road race (pasar senggol)?

Sejak awal memang tak terpikir untuk ikut di kelas pasar senggol. Dan juga kerabat tak ada yang memberi saran untuk terjun ke situ.

Alshad-Yamaha-2

Bagaimana kamu mengatur jadwal latihan?

Memang ada sedikit kendala lahitan karena jarak Bandung – Sentul PP. Saya latihan basic dengan Honda bebek di sirkuit Gokart yang diasuh H. Dyan Dilato. Sisanya di Bandung saya latihan fisik seperti lari dan latihan beban.

Apa yang kamu rasakan saat balapan?

Saat balapan, perasaan hati terasa lebih enjoy. Dan kita memang harus tetap enjoy dan bukan rasa takut. Dan perasaan atau greget untuk lebih kencang terus terasa. Tapi kalau sedang fight, emosi harus dikontrol. Jangan melakukan langkah nekat yang akhirnya malah merugikan.malah jatuh.

Alshad-Yamaha-7

Apa penjenjangan dari kelas ini?

Bila di kelas nasional saya bisa juara, ke depannya saya akan diterjunkan ke ARRC (Asia Road Racing Championship) kelas 250. Dimana langkah selanjutnya adalah ARRC Supersport 600cc.

Apa cita-cita kamu di dunia balap?

Target saya pribadi, setidaknya saya pernah berkompetisi di Moto2. Tapi dalam waktu dekat kepinginnya sih juara Asia dulu lah.

IMG_8613_resize

Siapa pebalap idola kamu?

Saya suka Casey Stoner, riding style nya bagus, enak dilihat.

Ada pesan dari kamu tentang dunia balap di tanah air?

Untuk menciptakan pebalap unggul, saya pikir pembibitan usia dini perlu mulai dibudayakan. Sebaikn anak harus mulai latihan dari umur 4-5. Seiring waktu tentu feeling mereka semakin kuat. Di usia belasan tahun saya jamin mereka sudah bisa ikut kompetisi.