Lembayung mulai menggelayut di horizon pertanda mentari akan kembali ke peraduan, saat saya menghabiskan waktu mengecap anugerah di tepian Pantai Petitenget. Tetiba gelegar deru mesin memecah kesunyian. Tak ayal saya menoleh dan mendapatkan pesona yang tak kalah indahnya, sewujud motor klasik  yang sedang asyik bemain pasir. Sayangnya panorama langka dimaksud luput di mata. Pasalnya ketika saya beringsut mendekat, si pemilik telah memelintir gas berangsur menjauh meninggalkan pantai.

Rasa penasaran yang kian membuncah, membulatkan tekad untuk mencari sosok tersebut. “Pasti bukan orang jauh,” gumam saya setengah berharap. Soalnya, mana ada orang yang mau riding motor tua menempuh jarak jauh hanya untuk bermain pasir sebentar lalu pergi, kecuali orang iseng.

Tak mau bagai pungguk merindukan bulan, saya bergegas menelusuri jejak motor klasik tersebut. Mulai dari menyambangi beberapa bengkel dan bertanya ke kenalan serta kolega. Hingga akhirnya ada secercah titik terang kala asa mulai perlahan sirna. Seorang builder, perestorasi serta kolektor motor bernama Yusuf Syam mengatakan bahwa dirinya beserta tim dari Lowo Abang Art Cycle lah yang membangun Harley-Davidson WLD kelahiran Milwaukee tahun 1937 tersebut.

(Baca Juga: Harley-Davidson Softail Karya Kedux Garage)

Kendati di keluarga W sama-sama menggunakan mesin flathead atau side valve berkapasitas 45,32ci (746cc), namun sebagai pembeda dengan varian WL, WLA dan WLC, varian WLD sport solo punya rasio kompresi mesin yang lebih tinggi. Dimensi velg, desain dan trimming nyaris serupa dengan model EL dan FL. Namun punya wheelbase yang lebih pendek serta bobot yang lebih ringan (lebih enteng dibanding WLA yang punya bobot 249kg) guna menyempurnakan pengendalian.

Lantaran ahli dalam urusan restorasi, pria yang akrab disapa Mbah Yusuf ini tidak mengalami kendala yang berarti. Pasalnya, selain motor yang sekarang dimiliki oleh pria yang berprofesi sebagai pembuat papan selancar di Pulau Dewata tersebut masih punya banyak parts orisinil, sentuhan midas si Mbah dibantu tenaga-tenaga terampil di workshopnya membuat proses pembuatan komponen menjadi lebih mudah dan cepat.

(Baca Juga: Srikandi Penakluk Harley-Davidson)

Kami percaya. Lantaran telah menyaksikan sendiri secuil proses pembuatan Harley-Davidson Board Track Racer 1920 garapannya yang berhasil menyabet titel Champion Bike Show – Free For All dan People’s Choice di Kustomfest 2015. Belum lagi buah kreasi Lowo Abang Art Cycle lainnya seperti BSA 770 Hillclimber 1927, BSA V-Twin 1000 1949 dan puluhan karya lainnya.

Voila! Setelah mengatur janji dengan si pemilik, keesokan harinya saya mendapatkan kesempatan untuk bertatapan langsung dengan Harley-Davidson WLD berkelir hitam itu. Sosoknya yang misterius akhirnya berhasil diungkap. Sayangnya, ketampanan motor ini seolah sengaja disembunyikan oleh si empunya di dalam gudang di belakang gerai penjaja surf board tersebut. Alhasil tumpukan debu menyamarkan pesonanya.

Bagaikan tersihir, debu-debu tadi saya bersihkan dengan lembut lantaran takut melukai tubuh mulusnya. Menelanjangi sekujur tubuh motor yang menganut sistem transmisi hand-shift 3-speed ini, seakan tidak ada habisnya. Mulai dari fork springer dengan ride control handmade, gas tank, rear seat handmade sampai fender belakang dengan imbuhan lampu rem kuno, semua punya detail yang menurut saya sempurna. Lalu tak perlu bermimpi untuk menungganginya. Sebab, hanya dengan memandanginya sudah mampu memuaskan hasrat.

Spesifikasi Teknis:

  • Mesin: 45 degree Side-Valve V-Twin
  • Kapasitas: 45ci (746cc)
  • Kopling: Kering, Multi-disk
  • Transmisi: Hand Shift 3-speed
  • Suspensi: Fork Springer-Rigid (rear)
  • Rem: Tromol, Internal Expanding
  • Wheelbase: 57,5 inci
  • Berat: 240kg