Jumat yang cerah, hari itu agenda kami Thegaspol.com akan bertolak ke Bandung one day trip, kembali ke Jakarta bersama Hyundai Staria. Sungguh sebuah hal yang menyenangkan jelang akhir pekan bersama beberapa rekan sekerja.
Bagaimana tidak, mengingat esok adalah hari libur, maka kami jadi memiliki banyak waktu untuk mengeksplorasi Hyundai Staria, sebuah MPV (Multi Purpose Vehicle) terbaru dari Hyundai yang bentuknya revolusioner. Ya, Hyundai benar-benar memegang teguh prinsip Game Changer atau pionir dalam evolusi bentuk mobil.
Desainnya sungguh futuristik. Seolah-olah Hyundai ingin menggarisbawahi hari ini adalah masa depan. Dimana bentuk Staria benar-benar persis gambaran mobil di masa depan.
Perjalanan ke Bandung ini kami nilai cukup mewakili impresi berkendara dengan Hyundai Staria. Kontur jalanan penuh tanjakan menuju Bandung dari Jakarta di Cipularang, dapat menunjukan performa sesungguhnya dari Hyundai Staria.
Apalagi jelang akhir pekan di Jumat begini, jalanan pasti padat. Setidaknya kenyamanan selama perjalanan yang harus menempuh kemacetan benar-benar dipertaruhkan. Apakah Hyundai benar-benar bisa membuat mobil MPV yang super nyaman? Mengingat harganya berada di ‘kue’ MPV mewah yang benar-benar mengedepankan prestisius dan kenyamanan.
Pagi tepat pukul 10;00 kami bertolak ke Bandung. Rute yang dipilih adalah Tol Dalam Kota lalu Tol Cikampek dan Tol Cipularang. Kami memilih untuk menjadi penumpang di awal perjalanan.
Interior dan Kenyamanan
Pilihan kami menjadi penumpang di awal perjalanan merupakan wujud menjawab penasaran kami akan kursi tengah Hyundai Staria. Premium Relaxation Seats adalah sebutan pada kursi tengah Hyundai Staria varian Signature 7 yang kami gunakan. Ada sebuah tombol pintar yang cukup sekali sentuh di sisi bangku tengah untuk merebahkan kursi secara otomatis, sesuai dengan postur tubuh penumpangnya.
Apa iya sekali sentuh dapat langsung merebahkan sandaran punggung, mengubah ketinggian alas duduk dan membuka sandaran kaki? Nyatanya iya! Sebuah tombol di sisi dalam masing-masing bangku memang dimandatkan untuk mengatur kenyamanan penumpang saat rebahan. Merasa kurang presisi? Anda masih bisa mengontrol bangku lewat tombol pengaturan elektrik untuk sandaran punggung, alas duduk dan sandaran kaki. Keren!
Tanpa terasa perjalanan dari Tol Dalam Kota Jakarta, sudah tibda di Rest Area Km 72. Kami sungguh-sungguh tertidur pulas di dalam kabin tengah Hyundai Staria. Selain kekedapannya patut diacungi jempol, tingkat penyejuk udara di baris kedua juga sangat mumpuni melawan hawa panas Jakarta di hari itu. Ada juga krey samping untuk menghalau sinar matahari yang terlalu masuk ke kabin.
Apalagi tata suara dari pengeras suara merek Bose, sangat empuk di telinga. Lantunan vokal dari Celine Dion terasa tegas bersautan berpadu nada rendah dan nada tinggi di dalam kepala saat mata mulai terpejam.
Cita-cita kami merasakan ayunan atau bantingan dari Hyundai Staria saat melintasi sambungan aspal Tol Layang Cikampek pupus. Kami pulas melewatkan sesi itu.
Usai rehat sejenak di Rest Area Km 72 sambil beribadah Sholat Jumat, perjalanan kami lanjutkan kembali. Setelah segelas kopi dingin dan makanan ringan, kami ingin duduk di bangku penumpang depan. Takut-takut kalau di belakang tertidur pulas lagi.
Dimensi bangku depan cukup lebar, masih mampu mengakomodir tubuh kami yang ekstra besar. Kami merasakan aura aristokrat di kabin depan Hyundai Staria. Posisi jendela dan door trim yang rendah, membuat posisi duduk terasa jumawa atau tinggi. Mudah bagi siku lengan untuk bersandar pada bagian atas door trim.
Tipikal seperti ini biasa di mobil lansiran Inggris seperti Range Rover, Jaguar ataupun Volvo dari Swedia, dimana menjadi kendaraan favorit anggota keluarga kerajaan saat keluar menyapa para rakyatnya di luar istana.
Hyundai Staria punya dasbor yang luar biasa besar. Anda memiliki ruang kaki yang ekstra lapang di bangku depan selapang panjangnya dasbor. Bukan persoalan bagi penumpang dengan tinggi lebih dari 175 cm.
Tanpa terasa perjalanan kami tiba di Bandung. Kami akan rehat sejenak sambil menyelesaikan pekerjaan sebelum kembali ke Jakarta.
Performa dan Pengendalian
Saat kembali ke Jakarta, kemudi kami ambil alih. Inilah waktunya merasakan performa dan pengendalian Hyundai Staria setelah puas menjadi penumpang di perjalanan ke Bandung.
Posisi duduk yang tinggi memberikan akses visual yang lapang. Apalagi kaca depan Hyundai Staria sangat besar. Dibekali dengan pengaturan elektrik, mengatur posisi duduk terbaik saat mengamudi Hyundai Staria jadi sangat mudah. Soal kaca depan dan posisi duduk, sangat menguntungkan apabila sedang mengemudikan Hyundai Staria di jalanan padat dua arah tanpa pemisah jalan.
Meter cluster atau layar speedometer sungguh mencuri hati kami. Tampilannya dapat berubah, seiring mode berkendara yang dipilih, yakni Eco, Normal, Smart dan Sport. Bosan denga tampilan jarum? Anda bisa mengganti tampilan meter cluster-nya dengan dadu. Sungguh sebuah mobil yang unik.
Melibas tanjakan-tanjakan ke arah Lembang, Bandung, bukan masalah berarti bagi MPV rakitan Korea Selatan bermesin diesel 2.2 Commonrail Turbocharger ini. Torsinya sanggup untuk menghela nafas mobil berbobot lebih dari 2,3 ton ditambah berat empat orang dewasa dari putaran mesin bawah tanpa harus menurunkan tingkat percepatan transmisi.
Selepas Gerbang Tol Pasteur, kami mulai mencoba menginjak pedal gas sedikit lebih dalam. Akselerasinya cukup spontan tapi tidak terasa tajam, namun begitu kenaikan jarum kecepatan terlihat konstan hingga menyentuh angka 120 km/jam.
Ini adalah mesin yang sama digunakan oleh Hyundai pada Palisade. Hanya saja pengaturan komputerisasi udara dan bahan bakarnya dibuat sedikit berbeda mengingat keduanya adalah kendaraan yang berbeda segmen dan berbeda pemakaian.
Tidak perlu tingkat kecepatan berkendara yang tinggi dengan Hyundai Staria, karena sejatinya ini tetaplah mobil keluarga atau mobil yang dirancang untuk kenyamanan bukan mobil untuk mencari kesenangan dengan kecepatan.
Anda sebagai pemilik, rasanya lebih tepat untuk menikmati Hyundai Staria di kabin tengah. Sementara bila sewaktu-waktu Anda sendiri yang harus mengendarai, mobil ini cukup mudah diajak berkoordinasi meskipun dimensinya bongsor.