Sejak kecil, wanita kelahiran 30 Maret ini mengaku telah terbiasa dengan yang namanya dunia otomotif. Lahir sebagai satu-satunya wanita diantara dua pria, tak sedikit kesehariannya di masa lalu dekat dengan kendaraan roda dua dan roda empat.
Pengalaman di masa lalu pun membawanya kini duduk sebagai orang nomor satu yang memasarkan Datsun di Indonesia. Posisi yang umumnya diisi oleh kaum Adam, berhasil ia peroleh sebagai refleksi dari keberhasilan emansipasi Kartini di zaman modern.
Bagaimana prosesnya untuk Anda bisa menjadi garda terdepan pemasaran Datsun di Indonesia?
Awal karir saya di Datsun bermula saat 2003 lalu. Saat itu Nissan mencari seorang fresh graduate untuk bergabung di bagian product planning. Setengah tahun kemudian, saya berpindah divisi ke bagian sales and marketing hingga 2007.
Setelah lama berkecimpung di dunia pemasaran, saya tertantang untuk lebih mendalami bidang ini. Saya putuskan untuk mundur dari pekerjaan dan berguru di Australia selepas menjadi bagian dalam peluncuran Grand Livina di Indonesia.
Usai mengenyam pendidikan di Australia, saya pulang ke tanah air dan kembali bergabung dengan Nissan pada 2009. Kemudian memasuki 2013, Datsun berencana hadir kembali di Indonesia dan saya ditunjuk sebagai pihak representatif hingga saat ini.
Dari mana Anda bisa tertarik dengan dunia yang notabene milik laki-laki ini?
Besar sebagai bungsu wanita dari dua kakak laki-laki membuat saya terbiasa dengan yang namanya kendaraan. Bisa dibilang saya tak pernah lepas mengikuti kegiatan bermotor kedua kakak saya, mulai dari memodifikasi motor sampai adu balap tercepat.
Dari situ lama-lama saya paham soal teknis mesin. Mulai dari perawatan ringan, mencari kerusakan sampai mengganti ban sendiri pun saya lakoni.
Ilmu tersebut diturunkan kedua kakak saya tak lebih dari berusaha memberikan perlindungan terbaik kepada satu-satunya anak wanita di rumah. Agar kalau terjadi masalah di jalan dapat segera diatasi.
Pasar otomotif merupakan indikator pergerakan ekonomi suatu negara. Jika pasarnya naik, berarti ekonomi negara berkembang baik,” Indriani Hadiwidjaja, Head of Datsun Indonesia.
Lantas mengapa hingga kini Anda memutuskan untuk terus berkecimpung di bidang ini?
Otomotif bagi saya merupakan industri yang begitu menarik. Dibalik pergerakannya yang masif, ada cara menganalisa market tersendiri untuk mencari strategi terbaik yang rapih dan berstruktur.
Apalagi dari tahun ke tahun pergerakannya kian menantang. Misalnya sejak 2013 lalu saat pemerintah mencanangkan program Low Cost Green Car (LCGC), sampai hari ini banyak timbul kebijakan-kebijakan baru yang makin memperkuat persaingan terhadap merek lain.
Apa yang membuat Anda terus berada di Datsun. Padahal diluar sana mungkin terbuka kesempatan lebar untuk bergabung dengan merek lain?
Datsun punya potensi yang begitu besar di Indonesia. Dengan adanya kebijakan pemerintah memberikan memberikan insentif LCGC adalah langkah nyata yang paling baik untuk menggerakkan perekonomian negara.
Tambah lagi, potensi kepemilikan kendaraan yang ada di Indonesia masih terbuka lebar. Matematikanya kira-kira begini, dari 1.000 orang warga Indonesia, hanya 77 orang yang memiliki kemampuan memiliki mobil.
Sementara di Malaysia sudah 400 orang, kemudian di Jepang lebih besar lagi mencapai 700 orang. Di Amerika Serikat, bahkan telah mencapai 800 orang.
Tentunya kita harus optimis bahwa kedepannya kondisi ekonomi negara beranjak kearah positif, hal ini akan berdampak baik pada perkembangan LCGC di tanah air. Jika perekonomian membaik, maka pasar yang akan dituju pertama kali adalah LCGC. Potensi ini sangat besar bagi Datsun.
“Sebagaimana laki-laki, perempuan juga memiliki kelebihan. Misalnya cara komunikasi yang berbeda, kami kaum hawa dapat berbicara lebih halus dan bisa lebih bernegosiasi,” tutur penikmat ramen dan nasi goreng ini.
Bisa dibilang Anda adalah salah satu wanita yang beruntung bisa duduk di posisi ini. Apakah pernah ada sandungan dari pihak lawan jenis untuk mencapai posisi saat ini?
Seorang wanita yang ada di dunia pria pastinya akan pernah mengalami yang namanya halangan, Namun seiring perkembangan zaman perempuan makin punya suara. Menurut saya dengan adanya perempuan di organisasi besar Nissan, membuktikan bahwa kami punya suara dan andil.
Pasar otomotif kian berevolusi, di Nissan sendiri perusahaan ini bagus untuk mengedepankan perbedaan. Bukan hanya gender, tapi juga nationality pihak-pihak yang berada di dalamnya. Seperti tim yang berasal dari Jepang, Perancis dan Indonesia, adanya perbedaan tersebut justru membuat perusahaan semakin ‘kaya’.
Lama berkecimpung di dunia roda empat tanah air. Apa sih arti mobil itu sendiri bagi Anda?
Sesuai perkembangannya, mobil itu bukan cuma sebagai alat transportasi belaka. Namun mobil sudah menjadi salah satu kebutuhan paling mendasar untuk orang bergerak dari satu tempat ke tempat lain.
Artinya mobil itu juga memiliki sebuah nilai emosional selain fungsionalnya.
“Bila pekerjaan mendesak, maka rencana refreshing mesti kita undur. Sebaliknya, bila sangat diperlukan refreshing, maka ambillah hak cuti bekerja untuk sesekali pergi berlibur,” ucap penyuka adventure tersebut.
Diluar kesibukan bekerja sebagai professional, apakah kegiatan yang Anda lakukan disela waktu luang?
Dalam hidup kita perlu mendapatkan work life balance yang sesuai. Tak bisa dipungkiri terkadang untuk mencapai apa yang kita rencanakan belum tentu dapat terrealisasikan. Namun skala prioritas perlu kita jalankan, antara pekerjaan atau refreshing.
Umumnya kalau hanya sekadar di akhir pekan saya paling suka berolahraga. Simple aja, paling lari atau Cardio Muaythai. Selebihnya aktif di ibadah gereja.
Tapi sejujurnya saya paling suka nonton film di bioskop. Sebisa mungkin harus jadi yang pertama menyaksikannya. Makanya saya sampai unduh aplikasi beli tiket bioskop di ponsel saya.
Tapi kalau lagi ada kesempatan pergi keluar negeri untuk berlibur, saya suka main ski, hiking dan naik gunung.
Apa harapan Anda bagi para perempuan modern Indonesia yang berkecimpung sebagai professional atau pengusaha di bidangnya?
Intinya seorang kartini abad sekarang jalannya terbuka lebar. Dibanding zaman dulu, kini jalan untuk meraih kesuksesan setara pria lebih banyak tersedia fasilitasnya. Kesempatan pasti selalu ada, tinggal kita yang sebisa mungkin mencari kesempatan tersebut.
Sebagai wanita, kita harus mampu memberikan inspirasi bagi wanita-wanita diluar sana. Dengan segala pemikiran tersebut, wanita sendiri memiliki kesempatan dan jalan untuk membuktikan dirinya mampu berkontribusi pada masing-masing bidangnya.