Glamour. Begitu kesan seketika yang terlintas di benak saya saat pertama kali melihat secara langsung The Pantheon, mobil Buick Riviera buatan tahun 1968 garapan John D’Agostino, punggawa Celebrity Customs yang bermarkas di Discovery Bay, California. Siluet bodinya tampak memesona sekaligus dinamis dibalut warna turquoise. Aksen chrome di beberapa bagian seolah makin menonjolkan aura mewah yang dibawa oleh The Pantheon, nama yang memiliki arti The God of Sea.

Tak ingin terlalu lama terpana, saya menyapa John D’Agostino dan mengajaknya berbincang santai. Obrolan kami tak hanya mengenai The Pantheon namun melebar ke berbagai hal, seperti koleksi mobilnya, mobil hariannya, tiga elemen kunci untuk membangun mobil menjadi keren dan masih banyak lagi. Berikut petikannya:

John-D-Agostino-7

Hello John D’Agostino, apa kabar?

Kabar baik. By the way, panggil saja saya Johny D.

Ok, Johny D. Pertama-tama bisa ceritakan bagaimana awalnya Anda tertarik dengan dunia custom?

Wah, ini menarik sekali. Saya tumbuh dan besar di Pittsburg, dimana kala itu banyak sekali mobil custom berkeliaran. Bukan sembarang mobil custom, lho. Yang saya lihat kala itu adalah mobil-mobil karya tokoh di dunia custom, seperti George Barris, Gene Winfield, Bill Hines dan masih banyak lagi. Dari situlah saya jatuh cinta dengan mobil custom dan dunianya.

John-D-Agostino-7

Wow, pengalaman yang menakjubkan.

Betul sekali. Saya cukup beruntung bisa melihat langsung mobil-mobil garapan para master di dunia custom. Dan tak hanya sekali, namun seringkali. Bayangkan itu. Bagaimana saya kemudian tidak jatuh cinta?

Jadi bisa dibilang, para maestro inilah yang menginspirasi Anda?

Tepat. Their work is unbelievable and really amazing.

John-D-Agostino-7

Lalu, apa mobil pertama yang Anda custom?

Chevy Bell Air dua pintu buatan tahun 1956. Saya ceperin dan saya beri warna two tone, yaitu royal triton purple dan putih mutiara. Mobil itu saya pakai untuk ke sekolah dan sering saya bawa ke pameran mobil di daerah saya. Lucunya meskipun Chevy adalah mobil custom pertama saya, namun sampai saat ini saya belum pernah meng-custom Chevy lagi.

Oya? Kenapa?

Menurut saya, Chevy sudah biasa untuk di-custom. Saya tidak ingin dikenal sebagai orang yang biasa. I want to be known as a luxury person, a glamorous person. Itu sebabnya saya pilih Cadillac, Packard, Lincoln, Imperial, Buick sebagai mobil yang ingin saya custom.

John-D-Agostino-7

I see. Jadi itu alasan Anda selalu memilih mobil yang tidak terlalu mainstream? Termasuk The Pantheon ini?

Betul sekali. Mobil ini saya dapat dalam kondisi bagus. 99% bebas karat. Saat itu warnanya black on black. Saya bangun mobil ini dalam waktu hampir satu tahun. Setelah jadi, mobil ini saya hadirkan di beberapa car show, seperti Grand National Roadster Show, Good Guys Show, display di Paterson Automotive Museum dan masih banyak lagi, termasuk di Yokohama Hot Rod Custom Show kali ini. Di beberapa acara, mobil ini berhasil meraih penghargaan seperti  “World’s Most Beautiful Custom” dan “Custom E’Elegance” di Sacramento Autorama.

Wah keren! Selamat, Johny D.

Terima kasih.

John-D-Agostino-7

By the way, apa resep Anda dalam membangun The Pantheon hingga menjadi keren seperti ini?

To me, there are three big important things when I look at the car. Paint, stance and top chopped. Warna keren bisa mengundang orang untuk mendekat. Stance yang pas membuat mobil sedap dipandang. Top chopped menjadikan siluet mobil terlihat indah. Hal inilah yang saya lakukan terhadap The Pantheon. But you have to do it right. Keep it simple and dynamic. Don’t overdo or underdo it.

Lalu, apa saja yang Anda custom di mobil ini?

Banyak. Untuk pengerjaan bodi saya dibantu oleh Oz Welch dari Oz Kustoms. Atap mobil ini di chop sekitar empat inci di bagian depan dan 5 inci di belakang. Lalu saya beri warna turquoise. Perlu sekitar enam kali proses trial error selama lebih kurang enam minggu untuk mendapatkan warna yang sesuai dengan keinginan saya. Untuk stance, saya menggunakan air suspension dari AccuAir lalu wire wheel dan ban dari Coker Tire. Detil lain di eksterior seperti lampu depan, grill dan lampu belakang juga saya customized. Termasuk interior seperti pemilihan bahan, warna dan model upholstery, lingkar kemudi serta beberapa item lainnya. Seperti saya sebut sebelumnya. You have to do it right. Keep it simple and dynamic. Do not overdo or underdo it.

John-D-Agostino-7

Aha, the wire wheel thing ring me a bell. Anda dikenal sebagai “the wire wheel and the hubcaps guy”, why is that?

Yeah, semua mobil yang saya garap memang selalu menggunakan salah satunya. Saya suka dengan keduanya, terutama dalam chrome. Menurut saya keduanya bisa membuat tampilan mobil menjadi lebih mewah dan glamor. Dan sepertinya cocok dengan gaya custom saya. Sepertinya kurang cocok saja apabila mobil garapan saya menggunakan velg alumunium. Hahaha.

Hahaha. Apakah hal ini juga berlaku untuk mobil harian Anda? Oh iya, ngomong-ngomong boleh tahu mobil harian Anda apa sih? Anda custom juga atau tidak?

Good question. Mobil harian saya adalah SUV, Lincoln MKX tahun 2010 berwarna putih mutiara. Semua mobil saya warnanya putih mutiara. Lexus LC430 punya istri saya, Rolls Royce Silver Shadow tahun 1971 punya saya, semuanya putih mutiara. Dan semuanya saya biarkan standar, kecuali cat-nya. Hahaha.

John-D-Agostino-7

Jadi mobil harian Anda cukup tampil standar saja ya?

Iya. Kan saya sudah punya mobil yang fully custom. Dan sering saya pakai juga kapanpun saya mau, meskipun tidak harian.

Ok Johny D, ada pesan untuk penggemar Anda di Indonesia?

Saya sudah mendengar tentang custom scene di Indonesia dan saya tidak sabar menunggu undangan untuk bisa hadir kesana.

Well, terima kasih banyak atas bincang-bincangnya. Sampai jumpa lagi, Johny D.

Terima kasih kembali. I hope we meet again soon and hopefully in Indonesia.