Kalau Anda memperhatikan dunia otomotif tanah air, pasti Anda tahu betul bahwa brand Mitsubishi di tanah air sempat redup di segmen kendaraan penumpang. Yes, kalau tak salah ada kurun 3 sampai 4 tahun yang terasa vakum sejak Mitsubishi Kuda tak dilanjutkan produksinya.
Namun lesunya penjualan Lancer, Grandis dan Kuda saat itu tak meninggalkan kesan KTB gagal bertempur di pasar lokal. Malah sempat ada ucapan yang timbul di khalayak umum “Ya mereka sih tak perlu jualan mobil penumpang. Komersialnya masih merajai pasar (baca: truk)”.
Namun begitu, masa ‘tiarap’ PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors selaku APM Mitsubishi di segmen passenger cars ini ternyata mereka maanfaatkan sepenuhnya untuk mengatur strategi perang. Yes, ditandai dengan hadirnya Pajero Sport di tahun 2009 dan disusul Outlander Sport serta Mirage dan terkahir Delica tentu membuktikan komitmen mereka di pasar mobil penumpang.
Well, tak mau terlalu melantur ke urusan sejarah. Beberapa waktu lalu kami berkesempatan mencoba Pajero Sport Dakar 4×2. Moment ini kami manfaatkan untuk membuktikan apa sebenarnya yang membuat ia menjadi primadona SUV lokal.
Seperti yang selalu melekat di benak saya, bahwa prasyarat untuk laris di pasar tanah air adalah harus 7-seater, lalu kalau bisa SUV dan murah. Malah dua syarat di belakang bisa menjadi tak mutlak, misalnya berupa MPV atau harganya tak perlu murah juga.
Pajero Sport memang hadir paling belakang ketika Toyota Fortuner dan Ford Everest sudah menikmati kue terlebih dahulu di pangsa SUV besar. Tapi bukan terlambat, malah kehadiranya cukup ‘mengganggu’ pemain lama. Tak hanya itu, bentuk Pajero Sport yang diyakini lebih ganteng ketimbang Fortuner yang dianggap terlalu gemuk serta Everest yang kaku menjadi daya tarik konsumen.
“Bentuknya lebih slim dan sporty,” ujar beberapa kerabat yang kami tanyai. Berbekal DNA juara reli Dakar dan nama besar Mitsubishi di ajang motorsport, menjadikan brand berlambang tiga berlian ini dicap sebagai mobil kencang dan berperforma tinggi.
Desain eksterior Pajero Sport yang sudah dilansir sejak 2009 memang belum banyak ubahan. Hanya refresment sana-sini yang membuatnya lebih lengkap dan gagah. Seperti grille, cluster foglamp juga berubah, desain velg (walau kami lebih suka desain velg lama) dan sunroof yang menjadi daya tarik serta logo VGT yang menandakan mobil ini lebih bertenaga lewat penggunaan turbo variabel. Lalu apa lagi? Yup lampu sein belakang yang tadinya kuning kini berubah bening serta penyematan lampu sein di kaca spion samping.
Interior? Kabin lapang memang masih menjadi ciri Pajerio Sport. Desain jok yang ramping tanpa busa yang terlalu tebal memang membuatnya terasa lebih lapang ketimbang kompetitor dekatnya. Namun kursi baris ketiga miliknya seperti menjadi pelengkap saja, sebab tak didesain ala theatre seat yang berundak. Mungkin ini terjadi karena hanya Pajero-lah yang memiliki ruang bagasi terbesar lantaran kursi baris ketiga dapat dilipat rata lantai. Jok berlapis kulit dan nuansa two tone terasa mewah dan nyaman saat diduduki. Legroom dan headroom kami rasakan tak ada masalah.
Ubahan paling terasa adalah di bagian dashboard, penyempurnaan di Head unit ber-monitor 7 inci touchscreen berfitur navigasi, rear camera dan audio-video. Karena besarnya head unit itu pula yang membuat layar MID makin menjulang ke atas. Audio berlabel Mitsubishi Power Sound System yang memiliki power berdaya maksimal 420 Watt ini tentu saja ditujukan untuk kenikmatan hiburan musik lewat koneksi Bluetooth dari smartphone maupun film saat berkendara.
Layar MID di atasnya masih serupa dengan milik model lawas. Infonya terbilang lengkap dan informatif. Ada petunjuk arah mata angin. Termasuk juga petunjuk ketinggian mobil, suhu, dan tekanan udara. Tak lupa info mendasar seperti konsumsi BBM rata-rata dan jarak tempuh rata-rata.
Perkara mesin, tipe terbaru ini memang masih memanfaatkan bawaan Pajero Sport Dakar versi lalu, yaitu 2.477 cc 4-silinder menggunakan teknologi 16‐valve Common Rail Intercooled dan Direct Injection Diesel (DI-D) berpadu dengan Variable Geometry Turbo (VGT). Tenaga 178 dk dan torsi 350 Nm disalurkan via transmisi otomatis 5-speed. Kombinasi ini cukup membuatnya menjadi pelari ulung yang bertenaga namun irit bahan bakar.
Power sebesar itu kami rasa lebih dari cukup untuk sebuah SUV jangkung dan beroda besar. Alih-laih ingin tenaga yang lebih besar malah bisa membahayakan. Namun begitu bagi yang suka tarik-tarikan Pajero Sport memang sudah disediakan Paddle Shift.
So, apa yang kami rasakan memang membuktikan bahwa Pajero Sport layak dicintai. Namun tak selamanya posisi puncak itu bisa dipertahankan bila tak waspada. Selain kompetitor dari brand mapan lainnya. Liga negeri Ginseng juga tak kalah daya saingnya dengan segenap desain menarik dan fitur canggih.