Dalam banyak cerita, tokoh antagonis tak selalu jadi idola. Meskipun, eksistensinya juga memegang daya tarik cerita. Sosok antagonis digambarkan dalam banyak rupa. Para pedongeng sering menghadirkannya dalam wujud naga. Jika boleh menambahkan, inilah rupa sosok antagonis lainnya, burung elang.
Dengan balutan warna hitam pekat, Moto Guzzi Audace tampil misterius di antara model lainnya yang disiapkan Piaggio Indonesia (PID) pada acara test ride, rangkaian dari Motoplex 2015. Audace jadi wakil sepeda motor ber-genre cruiser, di samping model lain Moto Guzzi yang turut ditampilkan, seperti V7 II Stone, V7 II Racer, serta California Touring SE.
Begitu kunci kontak diterima, kami langsung menuju atas saddle. Tangan harus menjulur jauh ke depan untuk menggapai kemudi.
Engine start! Deru jantung pacu V-twin 1.380 cc empat katupnya menarik perhatian semua orang di lobi Pondok Indah Mall (PIM) 2, Jakarta. Titik start bagi jurnalis yang akan melangsungkan uji coba.
Laju sempat tertahan karena traffic light. Namun selepasnya, kami bisa merasakan betul sensasi memacu motor dengan mesin bertenaga maksimum 71 kW serta torsi 121 Nm ini. Sejujurnya, kami lebih berhati-hati saat menikung. Belajar dari pengalaman riding Moto Guzzi V7 II Racer, mesin jenis V-twin punya karakteristik guncangan yang unik ke arah samping.
Namun nyatanya, kekhawatiran kami tak terbukti. Konstruksi rangka yang lebih advance membuat guncangan lebih jinak. Di sini kenyamanan Moto Guzzi Audace sebagai cruiser mulai terbukti. Posisi foot peg yang berada di depan juga membuat riding position jadi nyaman.
Ruh sepeda motor cruiser didapat Audace dari California Touring SE yang punya platform serupa. Namun, perbedaan bisa ditemukan pada lingkar suspensi depan. Dimana Audace punya diameter lebih kecil, yakni 45mm.
Kaki kiri disibukkan menjajaki transmisi 6-percepatan. Perpindahan yang ringan dan lancar cukup bersahabat dengan ritme berkendara di tengah kota. Walau sempat terbuai akan tenaganya, kami tak ingin sembrono. Pilihan 3 level adjustable traction control tetap dibiarkan menyala guna menjaga putaran roda.
Masuk ke kawasan perumahaan mewah, motor seharga Rp 671 juta (off the road) ini tak lepas dari perhatian kaum jetset di sana. Kelir hitamnya tampak kontras dengan lingkungan asri berwarna-warni.
Kami sempat rehat sejenak di sebuah persimpangan untuk benar-benar menyelami tampilan Audace yang angkuh. Hingga awan gelap menegur kami untuk segera kembali ke arena.