Ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) adalah sebuah pameran otomotif generasi baru yang secara khusus mempertunjukan segala sesuatunya tentang elektrifikasi otomotif. Tak hanya roda dua dan roda empat, seluruh pelaku yang mendukung industri elektrifikasi kendaraan juga turut hadir menyemarakkan pameran selama 10 hari mulai 22 Juli – 31 Juli 2022 di JIExpo Kemayoran Jakarta.

Jika biasanya  sebuah pameran otomotif menyajikan layanan test drive bagi pengunjungnya di ruang terbuka, kali ini di PEVS 2022 penyelenggara dalam hal ini Dyandra Promosindo menawarkan sesuatu yang baru. Arena test drive dalam ruangan berpenyejuk udara.

Sesuatu seperti ini jadi lumrah dilakukan tatkala seluruh armada tes baik roda dua dan roda empat menggunakan tenaga listrik sebagai penggerak. Jelas tanpa emisi pembakaran yang menimbulkan bau dan racun karbon monoksida serta tanpa emisi suara deruan suara mesin atau motor bakar.

Ada satu kendaraan listrik yang menarik di arena test drive PEVS 2022, yakni mobil listrik yang dititahkan sebagai kendaraan niaga. Bentuknya unik, dimensinya mungil dengan bak alumunium di belakangnya. Usut punya usut, pikap elektrik bertubuh kompak ini adalah kendaraan listrik asal Italia dengan merek Alke ATX 340E yang didatangkan PT Groen Indonesia.

Alke ATX 340E ini didatangkan ke Indonesia sebagai alat kerja yang beroperasi di sebuah perumahan mewah di Surabaya, Jawa Timur sebagai kendaraan pengangkut sampah. Menurut perwakilan dari PT Groen Indonesia, Eko Pramudia yang bertugas sebagai Sales Government Officer menyebutkan bahwa Alke ATX 340E ini harga jualnya berkisar dari Rp 750 juta hingga Rp 1,2 miliar tergantung kelengkapan yang digunakan. Sementara unit yang ada di PEVS 2022 inilah ya g berbanderol Rp 1,2 miliar (on the road).

Bagaimana rasanya mini pikap impor dari Italia seharga kurang dari semilyar  lebih ini?

Jelas sempit. Kabinnya yang kecil sangat terbatas sekali untuk dua orang, pengemudi dan penumpang. Pun begitu duduk di dalamnya, opsi penyetelan bangku sangat sulit dilakukan karena terbatasnya ruang gerak. Kami sungguh heran, bagaimana sebuah kendaraan niaga diciptakan dengan kabin yang begitu sempit, sehingga cukup mengganggu manuver.

Bukan hanya kami yang bertubuh bongsor, menurut rekan sejawat kami yang ikut mengetes mobil ini juga menyatakan hal yang serupa, sempit. Padahal, kendaraan niaga listrik ini dibuat di Italia, logikanya ruang kabin seharusnya disesuaikan dengan postur kebanyakan orang di sana yang tinggi besar.

Kaki pengemudi dipaksa untuk menginjak pedal gas yang sungguh kecil dengan posisi mepet ke cekungan spakbor. Sehingga untuk kaki dan sepatu ukuran besar, sejujurnya agak kerepotan berpindah dari pedal gas ke rem.

Beruntungnya tidak ada transmisi pada pikap niaga elektrik Alke ATX 340E ini, untuk bergerak maju dan mundur, Alke ATX 340E ini menggunakan switch selector di dasbor yang bisa dipilih untuk maju, maupun mundur. Juga ada mode berkendara eco dan sport yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengendara.

Kabinnya pun begitu sederhana layaknya kendaraan niaga ringan. Namun karena peruntukan mobil ini di jalan raya, maka kelengkapan standar seperti lampu kota, lampu dekat, lampu jauh dan sein serta lampu belakang termasuk wiper dan penyejuk udara kabin hadir di pikap listrik mungil ini. Setir palang tiga berdiameter 13 inci pun hadir dengan sudut yang rebah seperti sebuah truk.

Eksterior pun sederhana, tak ada tambahan aksesori yang masif. Namun lampu-lampu yang digunakan sudah mengadopsi LED agar rendah daya dan efisien dalam penggunaan kelistrikan. Pintu depan model gunting berbahan plastic ringan dapat membuka lebar hingga 90 derajat. Kompartemen bak belakang menggunakan bahan alumunium dengan metode pembukaan tiga sisi. Belakang, kiri dan kanan.

Bak belakang dibantu menggunakan sistem dump untuk menurunkan muatan. Tuas operasinya berada di antara dua jok kanan dan kiri. Sistem dengan tekanan hidrolik ini sangat membantu kinerja operator saat membuang atau menurunkan muatan di lokasi kerja.

Sebagai kendaraan niaga, motor listrik yang digunakan tidak begitu responsif memutar roda belakang. Namun kami yakin saat bak belakang terisi muatan pun, motor listriknya masih mampu menghela putaran roda untuk bergerak. Dalam kondisi kosong dan posisi moda berkendara di eco, kecepatannya mampu mencapai 40 km/jam dengan daya tempuh mencapai 119 km. Cukup untuk sebuah kendaraan niaga ringan yang beroperasi di medan jalan rata seperti kompleks perumahan.

Konfigurasi setirnya cukup rapat namun sedikit berat, artinya pengendalian cukup memiliki akurasi yang baik tanpa kekosongan. Hal ini disebabkan oleh sistem setir tanpa assist dengan rack end yang langsung terkoneksi ke batang roda depan. Sehingga saat bermanuver dengan kecepatan normal, pengemudi tidak perlu risau kesulitan mengendalikannya. Apalagi keempat ban menggunakan tapak yang cukup lebar, sehingga traksinya lebih maksimal.

Pengalaman kami mengitari arena test drive di PEVS 2022 bersama Alke ATX 340E cukup menyenangkan. Meski kabinnya sempit bagi kami, namun pikap listrik bertubuh mungil ini sangat mudah dioperasikan. Bahkan bagi orang awam sekalipun. Tak perlu takut kendaraan meluncur bebas lepas kendali, karena saat pedal gas diangkat, maka kecepatan secara otomatis akan tereduksi karena sistem pengisian regenerative braking bekerja mengisi daya pada baterai di sisi kiri kanan mobil.

Satu-satunya yang bikin sakit kepala dari mobil niaga ringan tanpa emisi ini adalah harga jualnya yang melebihi sebuah hatchback listrik berdimensi gambot yang menawarkan kemewahan dan kenyamanan paripurna yang dapat dinikmati sehari-hari di jalan raya.