Ah.. Betul dugaan kami.. Tidak semua orang setuju dan jatuh cinta dengan desain modern yang mendominasi tampilan Ducati Scrambler anyar. Banyak yang mengatakan bahwa karakter scrambler sejati yang ada di model yang diproduksi Ducati khusus untuk pasar AS sejak 1962 hingga 1974 sirna.
Nah, untuk yang tidak gandrung dengan Ducati Scrambler anyar, langkah lain yang bisa dilakukan adalah memodifikasi motor lansiran Ducati lainnya dan disulap menjadi sebuah motor bergaya scrambler. Seperti yang dilakukan oleh Lindsay Ross dari Pista Design Moto. Pria yang sempat berkarir di Honda R&D Jepang dan BMW Group Designworks AS ini punya interpretasi tersendiri soal motor scrambler.
Menurutnya, sebuah motor Scrambler sejati harus memiliki karakter dan semangat era 60 atau 70-an.
“Scrambler itu tidak hanya mengedepankan gaya. Namun juga kencang dan mudah dikendalikan di jalan raya, mampu menaklukkan medan off-road dan nyaman dipakai di antara keduanya,” jelas punggawa Pista Design tersebut.
Maka tak heran jika dirinya memilih untuk rehat sejenak dari kesibukkannya di Pista Design Moto untuk mewujudkan motor impiannya. Pista Scrambler mengawali jejaknya di muka bumi saat baru lahir sebagai Ducati 900 Super Sport SP tahun 1993. Ross mendapatkannya dari seorang kolektor Ducati asal San Fransisco.
Lebih jauh, Ross menjelaskan konsep scrambler adalah acuan paling cocok untuk modern rider. Yang mengharapkan kelengkapan pada pacuannya. Modern rider selalu ingin pergi kemana saja. Maka all purpose bike sangat cocok untuk menunjang kebutuhan itu. Apalagi dipadukan dengan gaya modifikasiyang di luar nalar.
Satu hal yang dipercaya Lindsay, ia tak ingin membunuh karekter asli Ducati SS. Maka ia hanya melakukan upaya seminim mungkin dalam mengeliminasi parts yang menempel. Hal ini didasari kepercayaannya akan karisma Ducati SS itu sendiri yang begitu terhormat.
Secuil ubahan yang dilakoni Lindsay, ia merobohkan sekujur jubah Ducati SS. Menyematkan suspensi depan Ducati ST3, Hella headlamp, kemudi dirt bike Yamaha YZ, serta saddle dengan disain mirip BMW Dakar. Tak ada apa-apa di ruang kemudi. Pemandangan rider begitu lapang dengan dilucutinya semua panel instrumen.
Dengan begitu, Lindsay justru merasa lebih hidup. Karena ia mengukur RPM dengan perasaannya, saat harus melakukan perpindahan gigi. Panasnya mesin serta getaran yang dirasa semakin memberi warna pada aktivitas berkendaranya. Membuat ia merasa lebih menyatu dengan The Pista Scrambler.
“Pada akhirnya, saya tidak hanya jatuh cinta dengan estetika motor ini, namun saya juga sangat terkesan dengan kemampuannya,” tutupnya.