Penandatanganan Pakta Molotov-Ribbentrop yang berisi perjanjian untuk tidak saling menyerang, dilanggar oleh pasukan Nazi beserta sekutunya lewat Operasi Barbarossa. Ini menyebabkan pertempuran besar yang sebelumnya terhenti antara Uni Sovyet dan Jerman kembali berkobar. Dan untuk mendukung mobilitas pasukannya, pemimpin USSR saat itu, Joseph Stalin, memerintahkan Kementerian Pertahanan Sovyet untuk mendiskusikan sepeda motor yang cocok diaplikasikan di medan pertempuran.
Lantaran banyak peralatan tempur yang hancur lepas perang dengan Finlandia, mereka memutuskan untuk membuat motor perang anyar dengan teknologi yang lebih mumpuni. Alih-alih memproduksi motor baru, Uni Sovyet malah menelanjangi lima unit BMW R71 untuk dicontek hampir semua detailnya. Alasannya adalah lantaran motor ini dianggap mampu memenuhi setiap aspek yang dibutuhkan oleh Pasukan Merah. Setelah membuat mesin dan gearbox plus desain yang diambil dari motor BMW tadi, di awal 1941 motor produksi perdana mereka ditunjukkan ke Stalin, yang langsung mengamini perakitan motor berkode M72 tersebut.
Enough with the long story.. Mungkin pabrikan lain telah melahirkan belasan bahkan puluhan desain anyar dari satu model selama kurun waktu lebih dari tujuh dekade. Sementara, Ural Motorcycle malah kukuh mempertahankan desain yang diterapkannya sejak mereka resmi hadir. Justru disini letak keunggulannya. Rancangan yang mereka adopsi tidak membuat motor ini terlihat usang, malah jadi makin klasik. Pasalnya mereka yakin bahwa pasar motor dengan genre klasik masih sangat besar. Tak heran jika langkah serupa juga diimplementasikan oleh pabrikan lain. Sebut saja Triumph Motorcycle, Royal Enfield hingga Kawasaki.
Bedanya, Ural bukan hanya sekedar sebuah sepeda motor biasa. Namun, Ural dijual sepaket dengan sidecar atau yang akrab disebut sespan. Unik bukan? Inilah yang menjadi magnet bagi pengusaha muda bernama Irvanto ini. Irvan yang akrab dengan gerai Troupe Brut Rides Industry di bilangan Kemang Utara, Jakarta Selatan, sengaja menebus satu unit Ural Gear Up lantaran tertarik dengan desainnya yang klasik.
“Menurut saya desain seperti ini justru tidak lekang dimakan oleh waktu. Abadi. Tidak seperti motor-motor modern dari genre lainnya,” tutur kolektor motor unik ini.
Well, sama seperti Irvan, kami pun sempat terpesona oleh kemolekan motor asal Siberia ini. Walau klasik, namun teknologi yang diadopsinya cukup modern. Mulai dari sistem pasokan bahan bakar injeksi, sistem suspensi hidrolik lansiran Sachs hingga perangkat pengereman buatan Brembo. Sementara untuk urusan aksesoris, rasanya nyaris semua piranti yang ada di dalam katalog dipindahkan ke atas Ural Gear Up berkelir Urban Camo ini. Sebut saja Side Car Arm Rest, Interior Panel, Spot Light Kit, First Aid Box, Windshield, Leg Mud Guard sampai Jerry Can. Lengkap!
Lalu bagaimana soal impresi berkendaranya? Jujur kami sempat menganggap remeh motor bersespan ini. Pasalnya, vibrasi mesin sempat kami rasakan saat menjajal Ural lawas. Untungnya, menurut Irvan motor ini telah diracik oleh teknisi andalan Troupe.
“Begitu keluar dari diler, motor ini langsung saya bawa ke Troupe. Soalnya benar pendapat Anda, vibrasi mesin terasa mengganggu. Belum lagi balancenya saat jalan. Motornya narik-narik. Bermodalkan tutorial dari YouTube, teknisi-teknisi di sana langsung meng-adjust mesin, mengatur toe-in dan toe-out, camber hingga caster. Hasilnya silahkan coba sendiri. Yang pasti sih saya puas,” jelas Irvan.
Hmmm.. Benarkah semua penuturan Irvan? Enggan berlama-lama, saya langsung menekan tombol electric starternya. Bruuuum.. It’s time to ride! Sensasi berkendara di atas Ural Gear Up memang sangat menyenangkan. Gejala vibrasi khas mesin boxer yang sebelumnya sangat mengganggu seperti yang saya rasakan di Ural klasik sedikit tereduksi. Kendati sedikit menyentak saat berpindah gigi, namun tenaga puncak yang diklaim sebesar 41 hp yang keluar dari lumbung pacu 749 ccnya terasa cukup agresif. Oh iya. Menurut sang pemilik motor, varian yang kami pacu kali ini merupakan versi left side car. Akibatnya kami tidak bisa mencoba performa sistem penggerak dua rodanya yang hanya tersedia pada versi right side car.
Urusan kenyamanan, rasanya sistem suspensi IMZ leading link fork serta duet Sachs hydraulic spring shock absorber di motor dan single di sespan cukup mumpuni. Apalagi sistem tadi bisa diatur tingkat kekerasannya. Cukup nyaman untuk digunakan di dalam kota. Nggak tahu sih kalau dibesut dihabitatnya seperti di medan perang. Heheheee.. Sementara untuk handling, terus terang butuh waktu untuk beradaptasi, apalagi kaki tidak langsung menjejak aspal. Agak deg-degan juga. Yah, layaknya menggunakan motor dengan sespan, belok tiba-tiba dan terlalu patah, sidecar bisa langsung mengangkat. Jadi harus sedikit berhati-hati.
Selain saat menikung, banyak yang menggadang sangat sulit melakukan pengereman dengan sidecar. Memang sih, hal tersebut sempat kami rasakan kala menjajal motor klasik lainnya yang menggunakan sespan. Waktu motor berhenti, sidecar terasa masih nyelonong. Tapi saat menunggang Ural Gear Up, perkara penghenti laju tidak menjadi persoalan. Pasalnya, selain telah dibekali dengan rem Brembo 4 piston yang menjepit rotor berukuran 295mm di depan, di sespan juga telah tertanam rem dari brand yang sama dengan kaliper 2 piston serta cakram berdimensi 245mm.
Banyak orang yang meremehkan side car dan menganggap bahwa memacu motor bersespan sangat menyulitkan. Namun hadirnya Ural Gear Up seolah menepis semua opini tersebut. Menurut kami membesut motor berbandrol Rp. 425 juta tersebut sangat menyenangkan. Sensasinya tentu saja berbeda dibanding saat memacu motor lain dengan kapasitas mesin yang sama. Unbelievably fun!