Kalau ada pertanyaan: kendaraan roda dua apakah yang paling trendi dalam sejarah umat manusia? Jawabannya, sudah pasti adalah Vespa. Mula-mulanya, skuter ikonis asal Italia ini memang diciptakan tak lebih dari pilihan transportasi praktis dan terjangkau.
Namun, seiring merebaknya sub-kultur Mods pada eranya, Vespa kemudian menjelma menjadi sebuah penegasan arah gaya hidup. Cara Vespa menyelip ke sendi-sendi kehidupan bukanlah misteri. Ciri khas desainnya yang cantik dinilai sebagai salah satu kunci ia bisa diterima dengan mudah oleh semua kalangan.
Vespa pun fleksibel. Dunia fesyen mengakui bahwa Vespa cocok untuk disandingkan dengan beragam busana. Buat Anda yang sudah pernah memiliki Vespa – entah yang modern atau klasik – pasti merasakan pengalaman ini.
Anda bisa berpakaian necis bak orang penting dalam sebuah korporat atau mengenakan kaos oblong dan sneaker selayaknya anak muda yang tak pernah lelah bermain. Apapun pilihannya, tak pernah ada istilah “salah kostum” dengan Vespa.
Terlepas dari semua itu, kata “Vespa” bukan lagi sekadar nama produk. Namun, lebih dari itu, “Vespa” merupakan konsep gaya hidup penggunanya yang selalu menarik. Dipenuhi pernak-pernik keseharian – seperti musik, makanan, film, dan gaya busana itu sendiri – yang punya karakter kuat.
Sub-kultur Mods masih ada dan akan terus mengalir dalam nadi para fanatik. Tapi harus diakui kini Vespa bisa menggaet massa lebih banyak lagi di luar penggemar hal-hal berbau British itu.
Massa yang begitu majemuk dalam segala hal. Tentunya, ini juga termasuk kapasitas pundi-pundi rupiah. Varian entry level Vespa pun lahir untuk merangkul konsumennya sendiri. Di kelas ini Vespa LX dan S menjadi pilihannya.
Di Tanah Air, agen pemegang merek Vespa, PT Piaggio Indonesia telah menggelar hajatan besar untuk memperkenalkan generasi terbaru duo produk entry level-nya tersebut pada Maret 2017. Diisi penampilan disc jockey yang membuat acara begitu kekinian dan melangkah lebih jauh ke luar pakem sub-kultur Mods.
Kemasan serupa juga bisa ditemui pada hajatan brand ini sebelum-sebelumnya. Ini bukanlah sebuah pengkhiatan terhadap gerakan masif yang membesarkan nama Vespa itu sendiri. Namun, ini bisa dinilai sebagai cara untuk menunjukkan bahwa sebuah brand mampu berevolusi dan beradaptasi. Toh, hasilnya Vespa masih memiliki citra merek yang dicintai oleh masyarakat roda dua.
Produknya juga berubah ke arah yang lebih bernilai bagi konsumen. Anda bisa menemuinya pada Vespa LX dan s 125 yang sekarang mengusung mesin dengan teknologi Italian Green Experience Technology atau singkatnya i-get.
Kami bilang bernilai lantaran perubahan yang dihasilkan punya kontribusi signifikan dalam hal pengalaman bekendara. Sejumlah konsumen generasi awal Vespa LX dan S yang kami tahu mengeluhkan getar mesin cukup menggangu ketika kendaraan dijalankan. Namun, pada generasi i-get ini hilang minus tersebut dan performa bisa dibilang bagus.
Bicara teknis, mesin i-get memakai injeksi elektronik dengan tiga katup selayaknya produk ini generasi terdahulu. Namun ada sejumlah penyempurnaan dengan tujuan menekan konsumsi BBM ke tingkat paling efisien dan mengejar emisi gas buang. Terdapat pula pengaplikasian driven pulley dengan saluran oli guna meredam getaran.
Mesin yang dipakainya cukup kompak, yaitu unit ruang bakar berkapasitas 124,5 cc dengan tenaga tertinggi 7,6 kW @ 7.600 rpm dengan torsi puncak 10,2 Nm @ 6.000 rpm. Untuk mesin satu silinder, bukan hal sulit memperoleh performa terbaik dengan putaran mesin pada figur-figur tersebut.
Waktu TheGaspol.com mencobanya, tarikan cukup enteng dengan distribusi tenaga mengalir mulus via CVT. Performanya yang “kasual” tersebut kami nilai sudah cukup menjadi nilai jual Vespa LX dan S 125 i-get. Meskipun hanya segelintir penyegaran yang ditemukan pada segi kosmetik dua produk baru ini.
Namun yang jelas, baik itu Vespa LX ataupun S punya detailnya masing-masing. Vespa LX lebih condong pada desain retro, sementara Vespa S menonjolkan kesan sporti yang tercermin dari lampu mengotak atau jok tunggal.
Dalam acaranya peluncurannya, Vespa LX 125 i-get dihargai Rp29,9 juta On the Road Jakarta. Dan Vespa S 125 i-get lebih mahal, seharga Rp31,5 juta dengan status yang sama. Keduanya pun kami nilai siap menjadi inti dari konsep gaya hidup yang dijalani konsumennya kelak.