Wibowo Santosa PErmaisuri Ban

Dengan prinsip menjadikan customer sebagai pasien terbukti sebagai cara ampuh untuk melanggengkan usahanya hingga saat ini. Tak semua pedagang velg bisa menjadi sebagai konsultan fashion. Pria kelahiran 9 September 1966 ini menjadi seperti dokter yang bisa mengobati pasiennya dengan diagnosa yang tepat.

Mengapa orang harus datang ke Permaisuri Ban?

Jujur, banyak yang bilang kami mahal, namun itu salah kaprah. Kami hanya berusaha melakukan semua dengan cara yang benar alias bukan asal jadi dan asal pasang. Sesuai tagline kami “ Automobile Styling Culture”, jadi kami ingin menciptakan sebuah budaya (bukan lagi sekadar gaya hidup) yang benar dalam mendandani mobil.

IMG_1412

Arti dari “cara yang benar” itu apa?

Jawaban paling mudah diucapkan adalah: “Iya, Pasti bisa, Gampang kok” Nah inilah sebenarnya yang menjadi awal bencana. Ada beberapa customer yang datang ke sini setelah sebelumnya membeli velg di tempat lain dan mereka tak puas. Ada saja keluhannya, seperti mentok, ngesrot di bibir fender dan lain sebagainya. Jadi kami sangat berhati-hati dalam mengambil langkah.

Lalu bagaimana Anda memperlakukan tamu?

Customer itu ibarat pasien dan kami dokternya. Anda kenapa? Anda maunya apa? Jadi jangan langsung ngomongin obatnya dulu (velg.red). Kami diagnosa dulu semuanya, mulai dari mobilnya tipe apa? Jenis apa? Pemakaiannya untuk harian atau weekend car? Untuk mendukung performa atau cuma sekadar ingin matching dilihat? Nah, setelah info-info itu kami dapatkan, barulah kami bisa mengarahkan mana yang paling pas buat si customer.

Wibowo Santosa PErmaisuri Ban

Apa kesalahan paling umum yang dilakukan pedagang velg?

Ya seperti pertanyaan kedua tadi. Kata-kata paling mudah adalah “bisa”. Sekarang begini saja, kalau saya tanya minum obat 10 tablet sehari bisa enggak? Pasti bisa kan? Tapi kalau itu pasien sampai overdosis dan keracunan obat siapa yang mau tanggung jawab? Nah, model pedagang seperti inilah yang nyata-nyata memiliki indikasi cuma ingin jual barang dan ngabisin stok.

Nama Anda (Bowo.red) memang terlanjur terkenal. Dan semua orang mengikuti nasihat Anda. Lalu apakah Anda menurunkan ilmu Anda ke staf?

Justru inilah hal yang paling penting, jangan semua bertumpu ke saya, capek juga kan lama-lama, hahaha. Bagusnya sekarang anak buah sudah pada ngerti. Semua mengedepankan misi jualan denhan cara yang baik dan benar. Dan bersyukur staf di sini awet-awet dan sudah ikut saya sejak lama.

Wibowo Santosa PErmaisuri Ban

Selama Anda berbisnis, bagaimana tingkah polah customer yang Anda hadapi?

Ada yang sekedar mau keren aja, ada yang seleranya norak dan kita benerin, hahaha. Ada yang lebih mementingkan sisi fungsional, seperti contohnya cari velg yang lebih enteng demi performace. Untuk meningkatkan performa kan rumusnya cuma dua:  naikin tenaga atau ringanin bobot.

Paling sulit menghadapi customer yang seperti apa?

Yang ekstrim adalah customer yang model terserah. Datang ke sini enggak punya ide sama sekali. Ibarat orang datang ke restoran, “saya minta yang paling enak”. Nah, enak menurut saya sih nasi goreng, cuma orang itu selera enggak dikasih nasi goreng? Haha..

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Bukan malah enak menemukan yang model “terserah” ini?

Jadi salah besar bila dianggap malah enak menemukan customer model “terserah”. Ini bisa berimbas ke reputasi dari efek word of mouth. Kalau teman-teman si pemilik mobil memuji tampilan mobilnya kan tentu saja sang pemilik langsung bangga. Dan si pemilik akan bilang “ya gue yang pilih”. Tapi kalau diledek teman-temannya,”kok mobil loe norak banget?” Pasti si pemilik langsung bilang, “enggak tahu tuh, si Bowo yang pilihin”. Nah celaka kan? Hahaha.

Jadi harus bagaimana?

Kuncinya adalah saya akan menganggap “bila ini adalah mobil saya”.

Dan saya bilang ke pemilik, “kalau jadi gue sih, ini mobil cocoknya pakai velg yang ini atau itu”. Baru kemarin ada orang yang sama sekali belum pernah datang ke sini, dia baru membeli Range Rover 2014 dan langsung “terserah”. Saya kasih arahan sesuai yang ada di otak saya. Jadi di sini bukan soal harga velgnya yang dilihat, tapi bagaimana reaksi pertama si customer gmn? Terus terang, saya jauh lebih puas melihat pelanggan happy, ketimbang berapa keuntungan yang bisa kami dapatkan hari ini.

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Ada lagi yang lebih seru?

Yang paling problem adalah menghadapi customer yang ngotot dengan pilihanya. “Saya mau pakai velg ini! Tapi kami harus berani bilang velg itu kalau dipakai di mobil Anda enggak serasi, dan kita jelaskan alas an lainnya yang lebih teknis, misalnya ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil, atau lebar velgnya tak pas di mobilnya. Jadi jangan sekalipun kita berfikir bahwa kita mau jualan, tapi mau ngobatin orang. Oh iya, kami enggak mau temple stiker Permaisuri Ban di kaca belakang mobil customer, soalnya enggak perlu. Orang juga tahu kalau mobil rapi pasti yang mendandani Permaisuri Ban, hahaha..

Berapa brand velg yang diageni Permaisuri Ban?

Untuk saat ini kami sudah memegang sembilan merek. Yaitu, Lexani, Forgiatto, HRE, DPE, Project Kahn, Modulare, Weds, Vellano dan VAD.

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Nah, adakah standar yang Anda berlalukan sebagai syarat velg itu pantas mengisi etalase Anda?

Dalam memilih brand yang akan kami jual, kami juga enggak pernah sembarang pilih. Kami harus tahu dulu reputasi produsennya. Jangan sampai membawa trend yang salah ke sini. Bisa saja kan pabrik mereka di sana ternyata abal – abal, namun karena kecanggihan PR mereka serta jago memilih fotografer handal dalam memvisualkan produk mereka. Padahal secara kualitas dan teknologi payah. Dan karena kami mau wakilin mereka di sini, kami juga harus melihat pabrik mereka dulu. Engineringnya bagaimana ? Finishingnya siapa yang bikin? Ada apa di kantor mereka ? Apakah mereka punya program pengembangan model ke depannya? Nah dari situ bisa kami pertimbangkan iya tidaknya barang ini bisa kami jual.

Bagaimana Anda bisa ditunjuk atau dipercaya untuk menjajakan brand-brand besar tersebut?

Banyak bule-bule yang datang ke sini untuk melihat Permaisuri Ban bisa dijadikan retailer mereka atau tidak. Mereka meneliti apakah kami hanya berjualan demi mengejar omset ? Atau kami sudah menjalankan cara berjualan yang baik dan benar ? Selain itu mereka juga mau menjelaskan produk mereka secara detail kepada kami. Jadi tak hanya “lempar barang” ke kami lalu tak dibekali knowledge apapun.

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Pernah menolak order?

Belum lama ini, Nissan GTR. Itu mobil velgnya sudah bagus, bentuknya indah, bahannya hi-tech. Banyak yang kepingin ganti BBS, yah sudah pasti ngaco lah. Velg GTR racikan RAYS itu sudah super ringan. Nah, kalau mau gantipun harus cari yang lebih enteng dari itu tentunya, atau setidaknya harus lebih gaya. Tapi khusus GTR saya anggap velg standarnya tak tergantikan.

Bisa ceritakan latar belakang pendidikan Anda?

Dari TK sampai SMA di Regina Pacis, Palmerah, Jakarta Barat. Hahaha..enggak pindah-pindah. Padahal waktu SMA sudah mau pindah, pernah test di Kanisius, PL sampai Theresia, enggak tahu kenapa ada saja hambatannya. Sepertinya hidup sudah ada yang atur ya? Garis hidup enggak bisa dilawan. Hahaha..

Di mana Anda melanjutkan kuliah?

Kuliah tadinya mau ke Trisakti lantaran banyak teman yang daftar ke sana. Tapi gue kena “dibohongi”  babe gue. Sampai suatu hari gue dikirim ke Inggris suruh sekolah di sana. Asli bete banget sama suasana London yang mendung melulu. Benar-benar enggak betah. Hahaha.. Dasar rejeki, gak lama babe gue nyusul ke Inggris dan menawarkan sekolah di Amerika.

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Lalu apa sekolah yang akhirnya Anda pilih?

Art Centre College of Design di Pasadena, California. Nah, di situ gue ambil jurusan desain mobil. Dari ribuan applicant, cuma 25 orang yang diterima, salah satunya gue. Hahaha.. Ini Harvard-nya sekolah mobil.

Bagaimana menjalankan keseharian di sana?

Ini sekolah benar-benar menyiksa. Baru masuk langsung menyesal, hahahaha.. pelajarannya susah, jam kuliahnya padat, Sabtu saja masih kuliah. Gue bikin gambar disalah-salahin melulu. Hahaha.. Ini sekolah ibarat masuk susah keluarnya juga susah. Hahaha.. Sampai suatu hari di semester ke-empat babe gue telepon. “Gimana kuliahnya? Papi, kayaknya gue salah pilih sekolah nih” kata gue. Kata papi gue “Justru bener loe sekolah di situ”. Tiap hari selalu presentasi gambar. Mana tiap hari gambar gue selalu dikatain kampungan dan dicoret-coret sama dosen, stress juga lama-lama.. hahaha.

Wibowo Santosa Permaisuri Ban

Apa mobil pertama Anda?

Setelah 6 tahun di Amerika, pulang ke Indonesia mobil pertama adalah BMW 320 E36 tahun 1992, sebelumnya pas sampai Indonesia tahun 1991 pernah pakai Mercy 300E punya babe, tapi kegedean dan gayanya tua, hahaha. Lalu pertama beli mobil dengan keringat sendiri adalah 528i ’96 E39.

Masih ingat pertamakali belajar mobil dulu? Anda pakai mobil apa?

Belajar mobil pakai Daihatsu Taft tahun 80an di Parkir Timur, senayan. Seru banget kalau ingat jaman dulu.

Apa motto hidup Anda?

My hobby is not my job, my job is my hobby