Meski sepanjang 2016 PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) memproduksi tiga model baru yakni Fortuner, Innova dan Sienta, namun angka ekspor mobil Toyota justru turun. Hal ini terjadi karena turunnya permintaan dari negara Timur Tengah terkait melorotnya harga minyak dunia.

Toyota Indonesia lewat TMMIN mengakui negara Timur Tengah khususnya Arab Saudi menyumbang kontribusi ekspor sebanyak 50% dari total kapasitas produksi ekspor. Sementara sisanya ke negara tetangga lain di Asia, Amerika Latin dan Afrika.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Warih Andang Tjahjono mengungkapkan pencapaian pihaknya sepanjang 2016 turun hingga 5%. Jika tahun lalu TMMIN mengekspor sebanyak 176.000 unit ke mancanegara, kini hanya sekitar 165.000 unit.

Lebih lanjut Warih menyebutkan krisis di Timur Tengah berdampak pada permintaan ekspor kendaraan Toyota disana. Pasalnya kebanyakan negara disana mengandalkan produksi dan perdagangan minyak mentah.

“Penurunan ekspor terbesar ke Arab Saudi. Ekspor ke negara itu turun 30 persen. Selain itu, krisis dan peperangan di kawasan itu setidaknya juga mempengaruhi permintaan kendaraan dari Indonesia,” tambah Warih di sela-sela Media Gathering Toyota akhir pekan lalu.

Menghadapi 2017 mendatang, TMMIN berharap situasi pasar otomotif baik nasional dan dunia dapat kembali baik. Sehingga produksi dapat digenjot kembali ke angka ideal sesuai yang ditargetkan atau sesuai dengan permintaan pasar ekspor maupun domestik.