hkg_plumsmgler_02_lrgKalau tidak salah, judul diatas merupakan terjemahan dari sebuah kutipan terkenal dari seorang pujangga ternama. Memang, nama adalah yang membedakan antara sebuah entitas (apapun itu), dengan entitas lainnya. Namun, nama juga seringkali merupakan pengejawantahan dari doa, harapan, atau tujuan dari si pemberi nama. Ada juga, nama, yang terbentuk dari perbedaan yang mendasar, yang merupakan kodrat pemberian Tuhan Yang Maha Esa… (*kok artikel ini mulai terlalu serius yah?)

Vintage Motorcycle Photographs

Kenapa gue mengangkat topik tentang nama? Fenomena menggelitik yang sering terjadi di masyarakat kita (eh, yang baca artikel ini kebanyakan orang Indonesia kan?) adalah, nama, sering kali dijadikan label yang mengkotak-kotakan populasi ke dalam golongan-golongan tertentu, dimana perbedaan-perbedaan antara golongan tersebut seringkali ditekankan, dan diperjelas, pada akhirnya memecah-belah populasi kedalam golongan-golongan yang tidak mau saling berbaur antara satu sama lain. Sebuah fakta yang lucu adalah, beberapa media (tidak semuanya lho) memberikan label yang salah terhadap sebuah golongan. Yang lebih lucu lagi, masyarakat kita banyak yang menelan mentah-mentah informasi tersebut, bertindak, berbicara, berdiskusi berdasarkan informasi yang kurang tepat. (*masih terlalu serius yah?)

harley bobber

Pemilihan nama yang gue maksud adalah: seringnya orang memberikan label modifikasi yang dianggap membedakan hasil modifikasinya dengan hasil karya orang lain. Perkataan-perkataan seperti “udah liat chopper-nya si A belum?” atau judul artikel “Bobber Karya Anak Bangsa”, atau yang menurut gue paling poll adalah: “si X motornya dibikin Bratstyle gitu..” Agak lucu rasanya mendengar komentar masyarakat kebanyakan yang melabeli motor seseorang. Masyarakat cenderung memberikan label terhadap motor modifikasi yang berkeliaran di jalan raya, dimana pemberian label tersebut didasari oleh sumber informasi yang kurang tepat. Di negara yang penduduknya sangat suka komentar ini, media nasional merupakan sumber informasi utama. Celakalah kita semua, kalau media yang dipercaya tersebut, menerbitkan informasi yang tidak akurat, hanya berdasarkan opini penulisnya tanpa edit berarti, dan informasi tersebut dipercaya sebagai fakta.

Flat Track TL (4).jpg_2000

Selain pelabelan yang tidak berdasar tersebut, masyarakat seringkali menjauh-memisahkan diri-berlagak sok eksklusif karena modifikasi yang mereka pilih. Sebagai contoh: anak-anak yang naik chopper nggak mau bergaul sama anak-anak superbike, para pengendara Vespa tidak mau dekat-dekat pengendara motor-motor bergaya flattrack. Contoh lain yang cukup parah, tidak ada yang mau bergaul dengan pengendara motor-motor yang menggunakan sirine dan lampu blitz seenaknya di jalanan, karena dianggap norak (*eh, kalo yang ini beneran ding).

chopper-bobber-harley-davidson-bikes-desktop-hd-iphone-motorcycle-photo-harley-davidson-wallpaper

Terjadi jurang jurang pemisah yang terjadi antara para penikmat modifikasi, hanya karena gaya modifikasi yang mereka anut, sudah ada “label” beserta pakem yang melekat. Padahal, jauh di lubuk hati yang paling dalam, ada hasrat yang terpendam untuk tertarik pada gaya modifikasi yang lain, diluar pakem yang berlaku.  Gimana jadinya kalo seseorang yang penggila kebut-kebutan jalanan aspal ala street-fighter kepincut dengan gaya flattrack yang biasa main di tanah? Atau anak-anak penyuka motor turing dengan setang ape-hanger kepincut performance parts buat balapan di sirkuit? Atau ada penyuka motor Chopper ala Amerika tapi di-mix dengan beberapa spare-part klasik motor Eropa? Jika dilihat dalam sudut pandang yang lebih luas, toh kita semua kan sebenernya “Anak Motor”, apapun motor yang kita kendarai.

RacingBonnie

Dengan kecanggihan teknologi internet, banyak media di luar sana yang memberikan informasi terkait dengan jenis atau gaya modifikasi yang beredar. Selain foto-foto, banyak juga yang menerbitkan artikel teknis (yang jarang dibaca banyak orang) yang terkait dengan modifikasi tersebut. Atau, paling minimal, di internet, terdapat informasi penerbit-penerbit di luar negeri yang menelurkan majalah-majalah atau buku terkait dengan modifikasi yang patut dijadikan acuan. Meskipun kita tidak bisa 100% persen percaya apa yang kita baca di majalah (percaya tuh sama Tuhan YME, jangan sama majalah), minimal jika mayoritas sumber informasi yang kita baca, menyebutkan hal yang sama, berarti hal tersebut bisa dikatakan mendekati kebenaran.

13129-streetfighter-modify-motorcycle-modification-and-custom_1920x1080

Apabila dirasa informasi-acuan-panduan yang dipunya sudah cukup mumpuni, sebagai orang yang lebih bijak sebaiknya kita nggak memandang sebelah mata orang-orang yang motornya tidak sama dengan motor kita. Semua orang punya alasan dan pengaruh (bahasa englaish-nya influence) dalam memodifikasi kuda besi kesayangannya. Jangan pernah mengkotak-kotakan golongan modifkasi motor orang lain karena semangat modifikasinya sama dengan kita. Jangan pernah mencibir atau memisahkan diri dengan mereka, karena siapa tahu di masa yang akan datang, ilmu dan pengetahuan kita akan “nyampe” dan kita baru mengerti dan bahkan suka gaya modifikasi motor tersebut. (*walaupun sampai sekarang gue masih gagal paham kenapa ada orang-orang yang memodifikasi motor mereka dengan lampu blitz + sirine, lalu berkendara seenaknya di jalan, merasa paling jagoan. Norak bukan?)

Rizky – Mandra
SSMC