Ban punya peranan yang besar untuk mencegah kendaraan tergelincir di segala situasi, baik kering maupun basah. Oleh karenanya, kondisi ban harus dalam kondisi yang optimal. Anggaplah ban adalah nyawa kita saat berkendara.

Dalam teknik penguasaan kendaraan, keempat ban harus punya sifat yang responsif terhadap pengendalian mobil dan pakem di semua kondisi jalan. Dalam situasi aquaplaning misalnya, dimana mobil terangkat dan hilang kendali sesaat ketika melintasi genangan air, ban memegang peran penting ketika ban menjejak permukaan jalan kembali sehingga pengemudi dapat segera menguasai kendaraan.

Cukupkah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak ban menjawab hal itu?

Sampai saat ini banyak orang salah kaprah memahami ban mobil yang digunakan saat berkendara di musim hujan. Alih-alih memastikan tekanan angin ban sudah sesuai anjuran, banyak orang justru menguranginya dengan harapan agar tapak ban bisa menempel permukaan jalan lebih banyak sehingga pengereman lebih baik. Perhatikan gambar berikut:

Kenyataannya justru saat tekanan angin ban di bawah anjuran, terjadi struktur berbentuk W dimana bagian tengah tapak ban tidak menyentuh permukaan jalan. Sebaliknya saat ban diberi tekanan angin lebih tinggi dari anjuran, maka telapak ban membentuk struktur U dimana hanya bagian tengah ban yang menyentuh jalan. Keduanya tidak memberikan daya cengkeram ban maksimum yang dibutuhkan saat mobil melintasi genangan air.

Apakah hanya tekanan angin dan sisa ketebalan telapak yang memberi pengaruh pada pengereman, terutama di saat jalan basah dan tergenang air? Penting diingat bahwa dari seluruh komponen mobil, hanya ban yang langsung bersentuhan dengan jalan.

Menurut Goodyear, pada beberapa ban berteknologi, tim pengembangan dan riset sudah mendalami kasus pengereman ini hingga merujuk pada upaya memperlebar penampang telapak ban dan mengolah kompon yang digunakan dalam karet serta bentuk kembangan ban.

Tapak ban yang memiliki blok bahu luar dan dalam yang lebih lebar, membuat ban menjadi lebih sempurna saat berkelok. Sementara desain cakar elangnya berkontribusi membagi tekanan beban secara merata pada area kontak jalan, menjaga ban tetap stabil mencengkeram saat pengereman dan manuver berbelok.

Kemudian celah empat baris memanjang lebih lebar dari produk sejenis, selain berfungsi menjadi tali air, juga membuat ban menjadi lebih lebar saat menapak. Dengan demikian tekanan lebih merata dan lebih kotak sehingga ban menjadi lebih efektif saat melakukan pengereman.

Sementara silica yang dicampur kedalam kompon dan tambahan matrix polymer meningkatkan reaksi kimiawi dan percampuran di dalam kompon. Sehingga hal ini  menghasilkan performa daya tempel karet yang lebih optimal, yang dibutuhkan saat melakukan pengereman ketika kendaraan bermanuver dijalan kondisi kering dan terlebih saat kendaraan harus melaju dipermukaan jalan yang basah.

Konsumen kini semakin memiliki beragam pilihan. Kesadaran akan keselamatan dan menempatkannya sebagai prioritas pertama setiap pilihan akan berujung pada kemampuan memilih ban yang paling komprehensif mendukung keselamatannya selama diperjalanan.