Better late than never, rasanya ungkapan ini paling pas buat kami. Disaat media lain sudah mengulas dan menguji Chevrolet Spin setahun kemarin, kami malah baru merasakan small MPV ini beberapa waktu lalu.
Intinya sih bukan kami terlambat, sebab tak ada kata terlambat untuk membeberkan cerita dan pengalaman yang baru saja kami rasakan. Sebagai media baru di tanah air, kami harus ikut juga merasakan apa yang sudah diuji media lain. Agar obyektiftasnya lebih ke-thegaspol.com-an.
Well, kampanye yang di gadang-gadangkan sebagai produk yang segaja diciptakan sebagai “selera nusantara” oleh PT General Motors Indonesia ini memang cukup jitu. Sebab bukan saja produknya yang memang 7-seater alias sesuai dengan syarat wajib untuk laris di pasar tanah air. Tapi juga satu faktor penentu yang tak boleh dilupakan. Yes! Harga yang masuk dalam hitungan murah bagi warga Indonesia juga menjadi penentu tingkat kelarisan.
Seperti kita tahu, area ini memang dikuasai oleh Toyota Avanza, Daihatsu Xenia dan the new contender Suzuki Ertiga. Nah untuk bisa bertanding tentu saja bukan perkara jumlah kursi dan harga, ada faktor ketiga yang bisa menjadi dorongan kuat penentu . Ya, fitur dan fasilitas yang disajikan harus bisa unggul dari kompetitor. Oke, tanpa perlu membahas lebih jauh, kami langsung saja menguji Spin ini selama seminggu.
Melihat desain bodinya, kami langsung agak tersenyum memandangi moncong yang mirip burung Puffin yang tersenyum lebar lantaran besarnya ukuran grille depan. Kemudian proses SPWA (Six Point Walk Around) alias mengelilingi mobil mulai kami lakukan. Dari samping memang cukup berotot yang mengalir hingga bagian bokong yang padat berisi.
Interior menurut kami tak ada yang spesial (baca: bentuk kursi dan bahan bekleding). Namun untuk mengangkut 7 penumpang memiliki cukup ruang yang nyaman. Ruang kaki juga kami anggap yang terbaik di kelasnya karena memang lega. Tapi bukan itu yang jadi perhatian kami, desain dashboard yang membuat kami lumayan terkesima. Di sini chevy benar-benar konsisten dalam mendesain di semua lini tipe kendaraan terbarunya. Dimana konsep dual-cockpit dituangkan mulai dari Sportscar Corvette, Camaro, Pickup Silverado hingga segment murah mereka. Keren! Ya dashboardnya keren.
Tanpa pikir panjang, kami langsung saja coba ajak unti berbanderol 185 juta rupiah untuk pasar Jakarta ini jalan-jalan, bagi kami bantingannya alias unjuk kerja suspensi memang terbilang so-so buat Avanza Killer ini. Agak keras malah, namun kerasnya itu yang malah menolong stabilitasnya bila diajak ngebut. Kami buktikan itu di jalan tol dan Spin tak limbung dalam manuver pindah-pindah jalur secara cepat. Tapi saat kami isi penuh penumpang, suspensi jenis MacPherson bawannya cukup menopang dan tetap nyaman meski di permukaan jalan yang kurang baik.
Untuk meneruskan tenaga mesin bensin 1500cc, transmisi otomatis 6-speed nya lumayan halus, walau ada sedikit lag kami rasakan. FYI: unit yang kami coba adalah tipe LTZ A/T 1.5L, namun Spin punya jagoan lain yaitu bermesin diesel Commonrail turbo injection 4 silinder 1.3L. Dan ada pula versi bensin 1.2L Manual. Well, mobil yang dirakit di pabrik mereka di Pondok Ungu, Bekasi saat ini telah memiliki 7 tipe.
Nah, konsumen saat ini sudah mulai kritis soal keselamatan. Chevrolet Spin dilengkapi dengan airbag dan anti-lock braking system untuk menjaga dan melindungi Anda. Ini penting!
So, akhirnya kami bisa mencoba mobil yang memang menjadi idola baru dalam mengusir kejenuhan dengan model dan merek yang itu-itu saja. Bagi kami, calon konsumen jangan ragu untuk mencoba hal baru yang tentu saja bisa diadu dengan pemain lama. Dan akhirnya rasa penasaran kami hilang setelah menjajal si rookie ini.