Semalam, terpikir rencana untuk menghabiskan libur lebaran di Yogyakarta. Tapi pasti semua tiket kendaraan umum sudah ludes terjual. Mau bawa mobil malas macetnya. Seperti biasa, motor selalu dilirik. Langsung saja, saya buka kontak di ponsel untuk mencari tandem yang bisa diajak untuk riding kesana. “Wah, seru kali ya seandainya bisa mudik sambil grup riding?” pikir saya sambil membayangkan jalur selatan yang berliku.
Masalah selanjutnya, group riding bukan perkara mudah. Terkecuali Anda sudah kenal lama dengan masing-maisng rider dan hapal kebiasaannya. Tapi, bagaimana kalau ini adalah group riding perdana? Wah, butuh banyak ngobrol dulu tuh. Karena ada beberapa poin yang patut dipahami untuk masalah konvoy ini.
Pilih “Kepala” dan “Ekornya”
Maksudnya, pilih road captain yang bakal memimpin rombongan touring. Tugasnya tidak semata-mata ngegas paling depan. Tapi ia adalah “mata” dari semua rombongan yang akan memberi isyarat jika ada situasi yang harus direspon dengan cepat. Biasanya, road captain dijabat oleh orang yang sudah mengenal rute.
Lalu, pilih juga sweeper yang akan riding paling belakang. Perannya, ia harus memastikan semua anggota grup tak ada yang tertinggal serta menjaga tingkah anggota grup agar tidak membahayakan sesama rider atau pengendara lain. Posisi sweeper biasnya juga diisi oleh rider yang telah berpengalaman dan punya pengetahuan lebih masalah mesin.
Lebih baik kalau setiap rider menggunakan radio komunikasi. Jika tidak memungkinkan, cukup road captain dan sweeper.
Perhatian Jumlah Rider
Group riding dengan jumlah yang banyak tidak selamanya menyenangkan. Malah, cenderung bakal merepotkan. Maka, jaga jumlah group untuk tetap beranggotakan maksimal 5 -7 motor. Kalau lebih banyak, bisa dipecah lagi dengan road captain dan sweeper-nya masing-masing.
Bawa Kebutuhan Penting
Tak melulu soal obeng dan kunci busi tapi juga kebutuhan yang lebih pribadi. Misalnya powerbank, uang tunai, dan obat-obatan. Untuk keperluan motor, tak perlu semua rider membawa. Karena biasanya ada rider yang khusus ditugaskan untuk mengangkut tool kit.
Formasi Zig-zag
Tak perlu sampai menghabiskan semua badan jalan tapi pastikan Anda tidak berada segaris dengan ban belakang rider di depan Anda. Karena sangat berisiko seandainya harus melakukan pengereman mendadak. Hindari juga jalan berdampingan dengan rider lain. Posisi ini tidak memberi Anda ruang yang cukup untuk bermanuver saat harus merespon situasi darurat.
Tertinggal? Tak Perlu Panik
Walau sudah berusaha untuk menjaga keutuhan group, ada kalanya tetap saja terpisah. Lampu merah merupakan skenario paling umum penyebab terputusnya rombongan. Kalau hal ini terjadi, tak perlu panik dan menggeber motor dengan brutal demi mengejar rombongan. Lakukan dengan tenang apa yang telah disepakati saat pre-ride meeting kalau ada rombongan tertinggal.
Enjoy the Ride
Kalau ini kali perdana Anda melakukan group riding, redam agesifitas yang biasa Anda ditunjukkan saat riding solo. Pelajari gaya berkendara rider lain, dengan begitu Anda akan tahu siapa yang sealiran dengan Anda untuk referensi group riding selanjutnya.