Setelah enam sampai delapan tahun biasanya pabrikan merevisi model yang beredar di pasaran. Bisa berupa facelift ataupun perombakan total. Tapi hal itu tidak berlaku bagi Mercedes-Benz G-Class. Pabrikan Jerman tersebut mempertahankan tampilan Geländewagen sejak kali pertama lahir hingga kini. Namun, sebagai gantinya mereka tekun memperbarui sektor interior, powertrain, serta teknologi.
Asumsi itu kembali berlaku untuk G-Class 2016 yang hanya mendapat perubahan minor pada tampilan. Bumper depan serta kluster instrumen pengukur memang mendapat sentuhan segar. Sistem suspensi dengan mode pengaturan Comfort dan Sport tergolong baru. Opsi kelir yang lebih banyak juga membuat konsumen punya pilihan makin berwarna. Namun yang pasti, suguhan utama G-Class terbaru ada di bawah kap mesinnya.
Kini G550 tidak lagi menggunakan jantung mekanis naturally aspirated V-8 5,5-liter, melainkan V-8 4,0-liter twin-turbocharged. Mendongkrak performa G550 yang awalnya punya output 388 hp dan torsi 391 lb-ft menjadi 416 hp serta 450 lb-ft. Peningkatan ini tak serta merta membuat Mercedes-Benz melupakan efisiensi bahan bakar. Mereka mengklaim model 2016 lebih hemat 17% jika dibanding generasi sebelumnya.
Rumus serupa juga diterapkan pada model G63 AMG. Kini mesin V-8 5,5-liter twin-turbocharged model tersebut mampu menghasilkan output 563 hp, dari yang sebelumnya yang hanya berkisar 544 hp. Walaupun, torsi tetap mentok di 560 lb-ft. Dan akhirnya, pada 2016 Mercedes-Benz juga menginvasi dengan model G65 AMG yang dipersenjatai mesin V-12 6,0-liter bertenaga 621 hp dan torsi 738 lb-ft.
Pembaruan yang Mercedes-Benz aplikasikan pada model 2016 jelas membuat bendera G-Class makin berkibar. Sebagai simbol kendaraan off road sejati nan bertenaga dengan warisan desain klasik yang ikonik.