Kendati transportasi publik terus mengalami pembenahan, keinginan masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan pribadi diprediksi tetap tinggi. Presiden Direktur Adira Finance Willy Suwandi Dharma memperkirakan, jumlah pembelian kendaraan bermotor secara kredit pada tahun 2016 akan sama dengan tahun lalu, yakin sebesar 70 sampai 80 persen.
“Masyarakat butuh mobilitas lebih baik sehingga butuh kendaraan. Dan cara paling mudahnya adalah dengan kredit,” ungkapnya saat dijumpai usai seremoni peresmian Adira Finance Corporate University pada, Kamis, 18 Januari 2016 di Jakarta. Dirinya menambahkan, tingginya pembelian kendaraan secara kredit tak lepas dari makin mahalnya harga jual.
Selain itu, masih menurut Willy, sekarang pikiran masyarakat Indonesia dalam mengalokasikan uang sudah lebih terbuka.
“Walau konsumen mampu beli cash, tetapi dengan pertimbangan meningkatnya juga biaya pendidikan dan sebagainya, kita sudah berubah dari cash society menjadi credit society,” imbuhnya. Dikatakan, hal ini sama dengan yang terjadi pada masyarakat negara-negara maju, seperti Amerika, Australia, dan Eropa.
Menurut catatan Adira Finance, komposisi pembelian kendaraan bermotor secara kredit, baik untuk roda dua maupun roda empat hampir seimbang. “Untuk roda dua 58 persen dan roda empat 42 persen,” sambung Willy. Pada kesempatan yang sama, dirinya juga mengatakan bahwa Adira Finance menargetkan untuk menambah rekanan 1.000 diler pada tahun 2016.