Setidaknya film Avangers : Age of Ultron telah memberikan kepada kita gambaran bagaimana sebuah LiveWire dapat berjalan, yang sebenarnya masih akan diluncurkan secara resmi dua hingga tiga tahun lagi. Itulah rentang waktu yang menentukan nasib dari merek motor besar legendaris asal Amerika Serikat ini.

Pergeseran kesukaan pelanggan dan bertambahnya usia kustomer inti telah membuat Harley-Davidson harus berhati-hati. Forbes mencatatkan adanya pelemahan penjualan dalam tiga kuartal terakhir menuju Q1 tahun ini. Pendapatan dari penjualan motor dan produk-produk lainnya turun 3.9% dari tahun ke tahun sementara kenyataan paling menyakitkan adalah melemahnya volume penjualan di Amerika Serikat, pasar terbesar yang membentuk dua-pertiga penjualan motor secara global.

Sepeninggal resesi, kustomer memang lebih hati-hati dalam membelanjakan uangnya. Selain faktor harga jadi utama, mereka lebih senang untuk memiliki kendaraan yang ringan. Meski kondisi ekonomi sudah mulai membaik di Amerika Serikat, tetap saja HD belum mampu untuk memenuhi permintaan lokal, terlebih lagi kala pabrikan Eropa dan Asia buru-buru menurunkan harga produk mereka, sebagai dampak kian menguatnya dolar terhadap mata uang lainnya.

Padahal jika dinalar, setidaknya HD sudah mempunyai dua bekal untuk menyelamatkan perekonomian. Mereka adalah motor –motor ringan seperti seri 500 atau 750 dan motor listrik plug-in yang kini jadi perbincangan. Dengan rentang waktu dua tahun lebih mampukah mereka mengejar ketertinggalan akan teknologi dan juga faktor pendukung lainnya?

Sebut saja Zero Motorcycles. Market leader ini memiki Zero SR sebegai model terkuat mereka yang dapat melaju sejauh 298 km dalam sekali isi. Sementara itu Project LiveWire baru-baru ini hanya mampu melaju sejauh 80 kilometer dalam pengisian yang sama. Sebuah pekerjaan rumah yang besar buat ikon moge Amerika tersebut.