Scrutineering atau pemeriksaan kendaraan adalah aktivitas yang wajib dijalankan sebelum berlangsungnya sebuah kompetisi. Ini adalah bagian akhir dari seluruh persiapan yang dilakukan peserta sebelum dimulainya lomba.

Segala pemeriksaan dilakukan pihak penyelenggara untuk memastikan bahwa kendaraan peserta aman dan siap untuk melakukan sebuah kompetisi yang digelar. Agar saat digelarnya lomba nanti, peserta tidak akan kerepotan dan bermasalah dengan kendaraannya yang mengganggu jalannya kompetisi.

Bukan hanya di penyelenggaraan balap, sebuah event ekspedisi bertajuk Meratus Expedition (MEX) 2017 pun tak luput dari wajibnya sebuah scrutineering. Pasalnya dalam ekspedisi membelah hutan Kalimantan sepanjang 350 Km ini, peserta akan dihadapi dengan bejatnya kontur tanah sepanjang perjalanan.

Perjalanan mengeksplorasi Pegunungan Meratus ini akan diselenggarakan pada 8-22 April mendatang. Kota Barabai akan menjadi titik keberangkatan 96 peserta menuju titik akhir di kota Batulicin, Kalimantan Selatan.

Selama 15 hari, peserta akan menghadapi ganasnya hutan hujan Kalimantan disertai sulitnya kontur tanah merah yang terkenal sangat lekat pascaguyuran hujan. Disini seluruh kesiapan peserta termasuk kendaraan harus benar-benar optimal agar perjalanan tetap lancar.

Sebelum dimulainya perjalanan, IOX Adventure Club sebagai pihak penyelenggara harus memastikan kesiapan masing-masing peserta. Pemeriksaan soal teknis maupun non teknis menjadi menu utama dalam scrutineering MEX 2017.

Soal teknis meliputi kondisi mesin dan penyalur tenaga ke roda yang harus sehat, katrol penarik kendaraan (winch) yang mumpuni mearik beban kendaraan saat terbenam lumpur hingga kondisi sumber daya kelistrikan mobil yang harus siap tatkala dibutuhkan.

Yuri Kusweri, peserta MEX 2017 yang membesut Suzuki Vitara SE416 menyebutkan, selain mesin dan transmisi konsentrasi pihak penyelenggara dalam scruitneering kali ini terpusat pada kelistrikan mobil. setelah memastikan alternator atau dynamo pengisian listrik sehat, kondisi baterai juga harus mumpuni saat pemeriksaan.

“Penyelenggara mematok angka Cold Cranking Amps (CCA) dengan standar terendah mencapai 600 CCA. Tujuannya agar baterai tersebut kuat menyuplai tegangan arus listrik ke winch saat dibutuhkan,” jelas Yuri.

Peserta juga dituntut untuk membawa perlengkapan teknis cadangan yang bisa saja dibutuhkan sewaktu-waktu saat terjadi kerusakaan. Mulai dari alternator, seperangkat winch, spareparts mesin hingga as roda. Dalam kondisi darurat di tengah hutan, komponen cadangan tersebut jelas akan menjadi benda paling berharga para peserta.

Adalagi yang tak kalah penting dalam pemeriksaan pra-ekspedisi ini adalah soal keselamatan. Artinya kendaraan peserta wajib dilengkapi dengan peranti keselamatan seperti rollcage yang tersertifikasi hingga tabung pemadam kebakaran yang sewaktu-waktu dibutuhkan.

Selain persiapan teknis, peserta juga wajib membawa perbekalan diri yang sifatnya non teknis. Seperti stok makanan jadi, panci dan kompor sebagai peralatan memasak hingga tenda untuk menginap di tengah hutan.

“Tak kalah penting adalah obat-obatan. Pak Syamsir Alam tim leader MEX 2017 kemarin berpesan untuk membawa stok obat terutama obat malaria. Karena nyamuk disana ganas-ganas katanya,” ungkap Yuri.

Jumlah perbekalan dan tata letak penempatan barang di mobil juga harus menjadi perhatian peserta. Selain agar distribusi bobot lebih merata di mobil, manajemen peletakan barang sesuai prioritas juga akan memudahkan peserta saat sewaktu-waktu memerlukan peranti tersebut.

Dengan begini, peserta yang lulus kualifikasi dalam scrutineering ini dapat melakukan perjalanan dengan aman dan nyaman sampai tujuan, tanpa harus cemas saat terkendala di tengah hutan.

Ekspedisi MEX 2017 tentu bukanlah sebuah perjalanan biasa yang dapat dilakukan oleh semua orang. Pihak penyelenggara pun menyebutkan bahwa seorang offroader pemula belum tentu dapat mengatasi kesulitan yang akan dihadapi sepanjang perjalanan.

Perlu kerjasama antartim yang baik serta pencarian solusi terbaik lewat beragam pengalaman saat memecahkan sebuah persoalan yang menghinggapi di setiap meter perjalanannya.