Mengikuti perkembangan otomotif di Dunia brand asal Jepang, Yamaha kembali mengenalkan motor listrik Yamaha E01. Selain menggunakan 100% tenaga baterai, penampilan dari motor listrik Yamaha E01 cukup terbilang modern ditambah lagi dapurpacu yang digunakan mampu menyamai motor konvensional.
Dari sisi penampilan motor listrik Yamaha E01 sekilas menganut desain big skutik seperti Yamaha N-Max dan Yamaha Aerox. Desain modern dan sporty disokong teknologi kekinian seperti lampu depan yang sudah LED dan penempatannya menyerupai motor sport Yamaha R1.
Motor listrik Yamaha E01 dibekali dengan 3 pilihan pengisian baterai, fast charger yang mampu mengisi baterai dalam waktu satu jam untuk mendapatkan kapasitas baterai 90%, normal membutuhka waktu 5 jam untuk mendapatkan kapasitas baterai 100% dan untuk portable waktu yang dibutuhkan 14 jam.
Motor Listrik Yamaha E01 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2019 di Tokyo Motor Show. Melansir pada situs Visordown motor listrik Yamah E01 memiliki daya setara pada 8.1kW dan bekerja sekitar 11hp, sementara jangkauannya diklaim sejauh 65 mil sekitar 104 km dengan membawa muatan penuh.
Kesan sporty terbentuk berkap pengembangan frame dari sport bike dengan menghasilkan dimensi tinggi tempat duduknya adalah 754 milmeter (atau 29,7 inci), yang nantinya akan memudahkan banyak pengendara dalam menaikinya. Untuk jarak sumbu roda 1.380 milimeter, atau 54,3 inci. Pada beratnya yang termasuk betarinya adalh 158 inci.
Tentunya saat Indonesia sudah siap dengan infrastruktur dan aturan pihak Yamaha Indonesia akan menyiapkan itu semua. Seperti penjelasan Antonius Widiantoro, Manager Public Relation, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM) bahwa Yamaha sudah melakukan researh sejak 2017.
“Ya kalau studi kemudian research secara internal sudah pasti ada, mungkin teman-teman yang dari 2017 kalau ingat e-Fino itu kan juga kita lakukan itu untuk studi. Studi cara penggunaannya, studi marketnya seperti apa, artinya apa yang dicanangkan oleh pemerintah kan saat ini memang bagus, mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil, fokus kepada karbon netral.” pungkas Antonius dilansir dari Kompas.com.