Namanya boleh jadi cewek banget, tapi She’s Mercedes Café sangat terbuka untuk siapa saja yang mau melipir sejenak dari padatnya lalu lintas T.B. Simatupang.

Sambil setengah menoleh, diambilnya cappuccino yang telah siap dari hadapan sang barista. Lalu ia kembali berdiri di depan saya yang curi-curi pandang pada isi cangkir berwarna hitam di tangannya.

Aromanya sangat menggoda di waktu yang telah memasuki sore hari. Di atas cangkir itu saya bisa melihat logo three-pointed star tergambar dengan sempurna. “Pesan saja kalau kamu mau,” ucap bule berkaca mata itu dengan ramah.

Dicicipinya sedikit demi sedikit kopi yang ada di tangannya. Ia terlihat benar-benar menikmati kopi tersebut. Wajar sih, mungkin energinya sudah drop karena sejak pagi harus mengawal acara penting untuk perusahaannya: peluncuran mobil baru, open house kantor baru, dan tak ketinggalan peresmian dibukanya tempat ini, She’s Mercedes Café.

“Bukan cuma untuk perempuan, kami mengharapkan siapa saja bisa datang ke sini,” ungkap pria bernama Roelof Lamberts yang tak lain merupakan Presiden dan CEO PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia.

Dengan sabar ia menjawab pertanyaan saya satu per satu. Termasuk rasa penasaran di balik berdirinya She’s Mercedes.

“She’s Mercedes sebenarnya adalah movement global kami untuk memberdayakan perempuan. Di Indonesia sendiri kami memiliki konsumen dari kalangan perempuan dengan jumlah yang cukup banyak,” sambung Roelof.

“Bukan sebatas konsumen, tapi mereka adalah penggemar mobil Mercedes-Benz. Mereka sering berkumpul bersama, bermain golf bersama. Kami sangat senang melihat semua itu.”

Penjelasannya tersebut membuat keputusan mendirikan café ini menjadi cukup masuk akal. Bukan hanya perempuan, tapi kebanyakan kaum adam juga doyan banget sama yang namanya nongkrong. Apalagi di tempat yang nyaman dengan harga menu relatif bersaing dengan tempat-tempat sejenis di Jakarta Selatan.

Selama percakapan, Roelof sesekali melempar pandangannya ke sudut-sudut café yang punya desain modern. Kaca-kaca besar di bagian depannya membuat bagian dalam café tak kekurangan cahaya. Saya membatin, cocok juga untuk dijadikan tempat kerja.

Belum habis kopi di tangannya ketika ia kembali melanjutkan cerita bahwa salah satu inspirasi She’s Mercedes Café adalah sebuah pop up cafe yang ia lihat di Ibiza. “Konsep pop up café ini sangat menarik. Konsep seperti ini bisa kita buat di mana saja, selain di sini, mungkin juga di pusat perbelanjaan.”

Kehadiran café ini pun sedikit banyak bisa mendorong calon konsumen memilih kendaraan Mercedes-Benz. Di dalamnya kita bisa melihat Mercedes-Virtual Vehicle Presentation. Suguhan ini memungkinkan pengunjung merasakan pengalaman mobil baru Mercedes-Benz lewat virtual reality dan layar sentuh 60 inci.

Lewat headset Oculus Rift yang dipakainya, pengguna bisa merasakan visual interior dan eksterior kendaraan selayaknya di kehidupan nyata.

Namun ketika saya berada di tempat ini, tak butuh alat semacam itu untuk melihat langsung sebuah produk. Karena di hadapan saya terpampang nyata Mercedes-Benz E 350 EQ Boost yang pada hari itu baru diluncurkan.

Oiya, She’s Mercedes café juga mejadi tempat yang tepat bila Anda hendak mencari merchandise orisinil Mercedes-Benz. Mulai dari tas, pakaian, miniatur kendaraan, dan masih banyak lagi pernak pernik yang bisa ditemui.

Tempat ini pun disebut-sebut sebagai She’s Mercedes Café pertama di dunia. Tepatnya berlokasi di gedung CIBIS Nine, Ground Floor, Unit F&G, Jl. T.B Simatupang, Jakarta Selatan. Punya luas 160 meter persegi, café ini siap menjadi pelarian Anda sejenak dari padatnya lalu lintas daerah ini dengan waktu operasional 08.00 – 19.00 WIB (Senin – Jumat).

Percakapan saya dengan Roelof sore itu pun harus berakhir seiring isi cangkirnya yang mulai mengering.