Limited Edition, Special Edition atau apapun nama yang disematkan pada sebuah varian yang dilansir terbatas, kerap dijadikan pabrikan sebagai iming-iming berjualan produknya. Padahal jika ditilik lebih lanjut, apa yang diberikan pabrikan terhadap konsumen hanyalah sebuah ubahan minor dengan perbedaan harga yang cukup signifikan.
Jika kita kembali ke medio 1990-an silam, BMW pernah membuat varian Limited Edition pada tipe E36 320i dan 323i. Saat itu cukup banyak yang diberikan BMW terhadap konsumennya dengan rentang selisih harga Rp 20 juta-an. Antara lain pelek, bumper depan, side skirt, spoiler dan bumper belakang M-Technic ala varian M3 serta wood panel dan jok kulit. Namun disinyalir BMW menjual lebih dari 5.000 unit varian ini di pasaran lokal.
Pada pertengahan 1990-an, tepatnya di 1995 dan 1996, Mercedes-Benz kala itu juga melansir varian Masterpiece untuk tipe W124 seri E220 dan E320. Perbedaanya pada kelengkapan sertifikat nomor unit pembelian dan beberapa peranti berlabel Masterpiece pada tuas persneling dan sill plate dan hanya tersedia warna saphire black. Selain itu hampir seluruhnya sama dengan tipe serupa yang dirilis tahun sebelumnya serta di banderol lebih tinggi.
Cara ini dianggap menjadi ampuh oleh beberapa pabrikan yang ikut serta memasarkan edisi serupa untuk mendongkrak angka penjualan. Meskipun unit yang digadang-gadang terbatas dan spesial ini hanyalah dilansir di dalam negeri, namun tipikal konsumen di Indonesia tetap menyukai saat mendengar unit incarannya adalah varian terbatas atau spesial. Tanpa pikir panjang, pasti langsung ditebusnya.
Hingga kini, tren serupa masih dilakukan oleh beberapa pabrikan dengan tujuan yang sama pada sektor penjualan. Seperti Honda yang memberikan label Special Edition pada Jazz dan Mobilio saat GIIAS 2016 lalu. Padahal varian tersebut hanya dibedakan dengan body yang diberikan stiker warna khusus, jok terbungkus sarung kulit dan aplikasi ornamen krom di beberapa bagian.
Berbeda dengan HR-V. Crossover ini sempat memiliki edisi khusus yang di upgrade pada sistem audionya dengan peranti bermerek JBL. Namun varian ini masih memiliki harga jual lebih murah Rp 15 juta, ketimbang varian Prestige tertingginya.
Sejurus dengan Honda, Mitsubishi juga melakukan hal yang sama pada Triton dengan varian Lightning dan Pajero Sport dengan varian Limited Editionnya. Meskipun lebih banyak peranti yang ditambah pada Pajero Sport yang berjumlah hingga 11 item dengan selisih harga mencapai Rp 16 juta. Beberapa peranti tersebut pun tidak dijual terpisah dan hanya tersedia di 2.000 unit varian terbatasnya saja.
“Varian Limited Edition ini kami luncurkan atas banyaknya permintaan konsumen soal penambahan aksesori genuine MMC di Pajero Sport saat pembelian kendaraan. Agar mempermudah konsumen dalam memiliki varian Pajero Sport dengan tampilan yang lebih sporty, maka 11 item aksesori ini kami paketkan dalam pembelian,” ujar Jerry Amran, Head of MMC Public Relation Section PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors.
Suka atau tidak suka, varian semacam ini terus diminati konsumen pemburu mobil baru di Indonesia. Meskipun bukanlah sebuah produk lansiran global yang memiliki kasta lebih tinggi dalam edisi limited seperti Mitsubishi Lancer Evolution VI Tommi Makinen Edition, BMW E36 M3 Lightweight, MINI John Copper Works ataupun Vespa 946 Emporio Armani yang hanya segelintir unitnya.